PENGARUH KONSENTRASI ALKALI DAN ASAM PADA PROSES DELIGNIFIKASI TERHADAP KUALITAS BIOFILM DARI AMPAS TEBU
Abstract
Pada proses pemanfaatan ampas tebu sebagai biofilm, diperlukan proses untuk mendegradasi
lignin atau proses delignifikasi yang akan berdampak pada porositas atau ukuran pori dan
mengurangi kristalinitas selulosa pada ampas tebu sehingga meningkatkan jumlah ikatan
hidrogen gugus hidroksil (-OH) antara selulosa dan pati pada proses pembuatan biofilm.
Pada penelitian ini, selulosa diekstraksi dengan proses delignifikasi menggunakan NaOH
dengan variasi 1% dan 2 % (B1 dan B2) dan H2SO4 dengan variasi 1% dan 2 % (A1 dan
A2). Selulosa yang telah diekstraksi akan di karakterisasi menggunakan Uji Chesson-Datta
dan FTIR lalu kemudian disintesis menjadi biofilm dengan menambahkan pati dan sorbitol.
Biofilm yang telah jadi akan melalui karakterisasi dengan Uji Tarik (Tensile Strength) dan
Uji Ketahanan Air. Biofilm dengan kualitas terbaik adalah biofilm yang dibuat dengan
campuran ampas tebu dengan variasi B1A2. Alasannya adalah, variasi ini memiliki kadar
lignin yang sudah cukup rendah yakni 7.0081%. Kuat tarik yang didapatkan dari variasi ini
juga masih dalam rentang mutu standar yaitu 2.53 MPa dan memiliki %elongasi yang tidak
terlalu rendah yaitu 1.2%. Variasi ini juga dapat menahan kontak dengan air hingga 30 menit
tanpa mengalami sobek pada uji ketahanan air sehingga, kombinasi konsentrasi alkali dan
asam yang paling sesuai dan efektif untuk proses delignifikasi ampas tebu dalam proses
pembuatan biofilm adalah variasi B1A2.