dc.contributor.author | Primadhanti, Irma | |
dc.date.accessioned | 2025-02-17T15:40:48Z | |
dc.date.available | 2025-02-17T15:40:48Z | |
dc.date.issued | 2025-02-17 | |
dc.identifier.uri | https://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/13810 | |
dc.description | Energi listrik merupakan kebutuhan utama yang mendukung berbagai aktivitas masyarakat. Sistem
penyaluran listrik untuk digunakan masyarakat meliputi pembangkit, transmisi, dan distribusi.
Gardu induk, seperti Gardu Induk PT PLN Suralaya, berperan penting dalam menstabilkan tegangan
dan mengatur aliran listrik. Current Transformer (CT) digunakan sebagai proteksi untuk menjaga
operasional gardu induk, namun memiliki risiko bahaya seperti percikan api akibat arus lebih, yang
dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan keselamatan. Kerusakan CT umumnya disebabkan oleh
kegagalan arus singkat atau arus bolak-balik. Untuk mencegah potensi bahaya, analisis risiko
menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dapat diterapkan. Penelitian ini
bertujuan mengidentifikasi risiko bahaya pada CT di area switchyard Gardu Induk PT PLN
Suralaya, menganalisis risiko tertinggi seperti ledakan dan pergantian CT, serta merekomendasikan
tindakan pengendalian berdasarkan penilaian FMEA. Hasil penelitian pada unit CT 5B6.1
menunjukkan tiga komponen utama, yaitu Gas cushion, insulator, dan secondary terminal. Gas
cushion memiliki risiko tertinggi/ risk priority number (RPN 112) akibat potensi overheat dan
ledakan, diikuti oleh insulator (RPN 77) karena flash over dan corona electric, serta secondary
terminal (RPN 16) akibat kesalahan pemasangan. Pemeliharaan berkala setiap 2 tahun disarankan
untuk meminimalkan risiko bahaya melalui pemantauan visual dan daring | en_US |
dc.description.abstract | Energi listrik merupakan kebutuhan utama yang mendukung berbagai aktivitas masyarakat. Sistem
penyaluran listrik untuk digunakan masyarakat meliputi pembangkit, transmisi, dan distribusi.
Gardu induk, seperti Gardu Induk PT PLN Suralaya, berperan penting dalam menstabilkan tegangan
dan mengatur aliran listrik. Current Transformer (CT) digunakan sebagai proteksi untuk menjaga
operasional gardu induk, namun memiliki risiko bahaya seperti percikan api akibat arus lebih, yang
dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan keselamatan. Kerusakan CT umumnya disebabkan oleh
kegagalan arus singkat atau arus bolak-balik. Untuk mencegah potensi bahaya, analisis risiko
menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dapat diterapkan. Penelitian ini
bertujuan mengidentifikasi risiko bahaya pada CT di area switchyard Gardu Induk PT PLN
Suralaya, menganalisis risiko tertinggi seperti ledakan dan pergantian CT, serta merekomendasikan
tindakan pengendalian berdasarkan penilaian FMEA. Hasil penelitian pada unit CT 5B6.1
menunjukkan tiga komponen utama, yaitu Gas cushion, insulator, dan secondary terminal. Gas
cushion memiliki risiko tertinggi/ risk priority number (RPN 112) akibat potensi overheat dan
ledakan, diikuti oleh insulator (RPN 77) karena flash over dan corona electric, serta secondary
terminal (RPN 16) akibat kesalahan pemasangan. Pemeliharaan berkala setiap 2 tahun disarankan
untuk meminimalkan risiko bahaya melalui pemantauan visual dan daring | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Universitas Pertamina | en_US |
dc.title | ANALISIS RISIKO PASCA LEDAKAN CURRENT TRANSFORMER (CT) 5B6.1 MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI GARDU INDUK SURALAYA PT PLN | en_US |