dc.description.abstract | Dalam industri pengeboran minyak dan gas bumi, proses cementing memegang peran penting untuk memastikan isolasi zonasi, perlindungan casing, serta stabilitas struktur sumur. Salah satu tantangan utama dalam proses ini adalah waktu pengerasan (setting time) yang terlalu lama, terutama pada kondisi temperatur dan tekanan rendah. Setting time yang tidak optimal dapat menyebabkan kebocoran, lost circulation, bahkan kegagalan isolasi zonasi. Untuk mengatasi hal tersebut, digunakan bahan tambahan (Additive accelerator) seperti Sodium Silicate (Na₂SiO₃) dan Calcium Chloride (CaCl₂) guna mempercepat reaksi hidrasi dan mencapai kekuatan awal semen lebih cepat.
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental di laboratorium dengan mengacu pada data lapangan, untuk mengevaluasi pengaruh akselerator terhadap waktu pengerasan Slurry semen. Hasil menunjukkan bahwa Na₂SiO₃ mampu mempercepat pengerasan, dengan waktu mencapai 100 BC menurun dari 4 jam 5 menit menjadi sekitar 3 jam 53 menit pada konsentrasi tertinggi. Sementara itu, CaCl₂ menunjukkan efektivitas akselerasi yang lebih tinggi, dengan waktu pengerasan hanya sekitar 2 jam 12 menit. Namun, penggunaan CaCl₂ memerlukan kontrol yang lebih ketat karena potensi terjadinya premature setting lebih besar.
Berdasarkan hasil tersebut, disarankan agar pemilihan dan dosis akselerator disesuaikan dengan kondisi spesifik sumur dan target operasional, termasuk mempertimbangkan pumpability window dan risiko penyemenan dini. Penggunaan aditif secara berlebihan tidak selalu memberikan hasil optimal dan justru dapat meningkatkan risiko kegagalan operasional seperti stuck pipe atau isolasi yang tidak sempurna. Pendekatan berbasis data dan pengujian laboratorium tetap menjadi kunci dalam merancang sistem cementing yang efektif dan andal. | en_US |