| dc.description.abstract | Indonesia memiliki cadangan panas bumi yang sangat besar, namun pemanfaatannya masih terbatas dibandingkan dengan potensi yang ada. Salah satu pendekatan inovatif untuk mempercepat pengembangan energi panas bumi adalah dengan memanfaatkan sumur minyak dan gas yang telah tua atau tidak lagi produktif sebagai sumur panas bumi. Penelitian ini mengambil studi kasus pada sumur tua di wilayah kerja Sanga-Sanga, Kalimantan Timur, yang kemudian dianalisis secara teknis dan ekonominya untuk dikonversi menjadi sumur geothermal pembangkit listrik siklus biner (ORC). Kajian dilakukan melalui simulasi reservoir, estimasi laju fluida, perhitungan energi panas per ton fluida dan energi panas total yang dibawa fluida, hingga estimasi daya listrik yang dapat dihasilkan. Selain itu, dilakukan proyeksi keekonomian termasuk perhitungan LCOE, pendapatan tahunan, NCF, DCF, dan NPV baik untuk satu sumur maupun pengembangan menjadi sepuluh sumur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proyek konversi ini memiliki potensi energi listrik yang kompetitif dengan LCOE sekitar 0.1332 USD/kWh dengan kapasitas daya produksi listrik sekitar 0.5 MWe dan rencana pengembangan menjadi sepuluh sumur memiliki nilai LCOE sekitar 0.078 USD/kWh dengan NPV positif pada diskonto 10% selama masa proyek 30 tahun, pemilihan jumlah 10 sumur didasarkan pada efisiensi biaya, target produksi minimum 5 MWe, serta pertimbangan kapasitas infrastruktur dan risiko pengembangan. sehingga layak untuk direalisasikan sebagai strategi transisi energi memanfaatkan infrastruktur sumur migas eksisting. | en_US |
