PRARANCANGAN PABRIK SULFUR DAN METANA DARI FLUE GAS DENGAN KAPASITAS PRODUKSI SULFUR 5730 TON/TAHUN DAN METANA 136318 TON/TAHUN
Abstract
Gas buang (flue gas) yang dihasilkan dari pembakaran batu bara di PLTU mengandung 
polutan-polutan yang berbahaya, sehingga perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut untuk 
memenuhi standar baku mutu terkait gas buang. Salah satu polutan yang berbahaya pada gas 
buang adalah SO2 (sulfur dioksida) yang bersifat korosif dan merupakan gas beracun. Oleh 
karena itu, diperlukan pengolahan lebih lanjut untuk menurunkan konsentrasi SO2 pada gas 
buang. Salah satu cara untuk memanfaatkan gas SO2 adalah dengan mereduksi SO2 menjadi 
elemental sulfur. Sulfur memiliki peluang pasar yang cukup menjanjikan karena dapat 
dimanfaatkan sebagai campuran dalam pembuatan pupuk dan juga sebagai bahan baku dalam 
pembuatan asam sulfat. Pada pabrik ini, flue gas yang berasal dari PT Merak Energi Indonesia 
dengan kapasitas 2.000 ton/hari akan dimanfaatkan sebagai feed utama yang menghasilkan 
sulfur sebanyak 5.2730 ton/tahun yang dapat memenuhi 12,55 % dari total kebutuhan 
impor sulfur. Proses reduksi SO2 dilakukan dengan menggunakan CH4 (metana) yang 
didapatkan dari proses reaksi sabatier dengan memanfaatkan CO2 yang ada pada flue gas dan 
hidrogen yang disuplai dari PT Adiusaha Sulfurindo. Gas metana hasil produksi juga 
didapatkan sebagai produk samping dari pabrik ini dengan kapasitas produksi sebesar 
136.318 ton/tahun. Sulfur yang merupakan produk utama diproduksi dengan kemurnian 
99,99% sedangkan gas metana sebagai produk samping memiliki kemurnian 98,76%. Flue gas 
yang merupakan umpan utama akan melalui serangkaian proses seperti absorbsi dan adsorbsi 
untuk memperoleh SO2 dan CO2 sebagai feed pada proses reaksi sabatier yang menghasilkan 
gas metana dan reaksi reduksi SO2 yang menghasilkan sulfur dan kemudian akan masuk ke 
proses solidifikasi untuk memperoleh sulfur dalam bentuk pellet. Berdasarkan analisis 
kelayakan ekonomi didapatkan ROI setelah pajak sebesar 17,22% dan IRR sebesar 14,92% 
dengan discounted payback period pada tahun ke 4.
