Analisis Fasies dan Karakterisasi Reservoir Batuan Karbonat Formasi Tomori dan Formasi Minahaki, di Area X, Wilayah Kerja Donggi, Cekungan Banggai, Sulawesi Tengah
Abstract
Penelitian ini tentang analisis fasies dan lingkungan pengendapan yang ada di Formasi Tomori dan
Formasi Minahaki yang mengaitkan karakteristik reservoir dengan tujuan mengetahui persebaran
fasies, lingkungan pengendapan, dan model pengendapan batuan karbonat, menentukan karakter dan
perkembangan reservoir, dan keterkaitan antara karakterisasi reservoir, perkembangan fasies, dan
proses diagenesis serta proses yang mengontrol sejarah pembentukan batuan karbonat terumbu
Formasi Minahaki (Anggota Mantawa). Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi
litostratigrafi untuk mengetahui persebaran litofasies menggunakan data petrografi serta metode
petrofisik untuk menghasilkan potensi reservoir. Hasilnya menunjukkan persebaran litofasies
Formasi Tomori memiliki dominan litofasies mudstone dengan Fasies Bioclast Mudstone-Packestone
dan lingkungan pengendapan inner-middle neritic (platform margin reef-slope), sedangkan pada
Formasi Minahaki memiliki litofasies dominan wackestone-packestone dengan Fasies Bioclast
Mudstone-Packestone dan lingkungan pengendapan inner-middle neritic (platform margin reef
slope) serta Anggota Mantawa memiliki litofasies dominan wackestone-grainstone dengan Fasies
Bioclast Mudstone-Grainstone terdapat floatstone-rudstone dan lingkungan pengendapan lagoonal
slope. Hasil evaluasi formasi dengan parameter petrofisika porositas dan saturasi air diperoleh
kualitas porositas di masing-masing formasi seperti Formasi Tomori yang memiliki rata-rata
porositas total 11% diklasifikasikan cukup, Formasi Minahaki 15% diklasifikasikan cukup-baik, dan
Anggota Mantawa 18% diklasifikasikan baik. Berdasarkan analisis terdapat hubungan antara fasies
dan karakteristik reservoir pada semua formasi yang dianalisis seperti Anggota Mantawa memiliki
parameter petrofisika porositas baik yang memiliki dominasi litofasies wackstone-grainstone. Selain
itu, hubungan ini terdapat faktor pendukung diagenesis yang terjadi di Anggota Mantawa dengan
proses diagenesis berupa pelarutan yang dapat meningkatkan ruang pori dan dipengaruhi perubahan
muka air laut yang dapat mempercepat proses diagenesis serta mengontrol pertumbuhan batuan
karbonat terumbu di Anggota Mantawa.