dc.description.abstract | Penelitian ini menganalisis strategi diplomasi energi Cina dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia pada periode 2020–2024, serta dampaknya terhadap posisi Indonesia sebagai mitra penyedia energi strategis. Indonesia dipilih sebagai mitra strategis karena memiliki cadangan nikel terbesar di dunia yang vital bagi industri baterai kendaraan listrik. Mengacu pada kerangka teoritik diplomasi energi dari Goldthau (2010), Giuli (2015), dan Bovan et al. (2020), penelitian ini membagi strategi Cina ke dalam tiga instrumen utama: kebijakan perdagangan, kebijakan investasi, dan kebijakan energi. Melalui ekspor teknologi kendaraan listrik, penanaman modal asing langsung di sektor nikel dan baterai, serta promosi standar teknologinya, Cina memperkuat pengaruhnya dalam rantai pasok global kendaraan listrik sekaligus membentuk ketergantungan struktural dengan negara mitra. Dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan studi pustaka, penelitian ini menunjukkan bahwa strategi diplomasi energi Cina berhasil memperkuat kepemimpinannya dalam transisi energi global. Di sisi lain, Indonesia mengalami dampak signifikan dalam bentuk transformasi industri, percepatan hilirisasi nikel, peningkatan investasi dan lapangan kerja, serta penguatan posisi dalam rantai pasok kendaraan listrik. Namun, relasi ini juga menimbulkan tantangan berupa ketergantungan ekonomi dan teknologi jangka panjang terhadap Cina. Temuan ini menegaskan bahwa diplomasi energi merupakan instrumen kebijakan luar negeri yang tidak hanya berfungsi untuk mengamankan pasokan energi, tetapi juga membentuk struktur kekuasaan dalam tata kelola energi global. | en_US |