Show simple item record

dc.contributor.authorAsif, St Nuraulyah Nasri
dc.date.accessioned2025-08-12T02:37:37Z
dc.date.available2025-08-12T02:37:37Z
dc.date.issued2024-01-02
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/14470
dc.descriptionLaporan ini merupakan hasil kerja praktik yang berfokus pada analisis risiko dalam proses pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Integrated Terminal Jakarta milik PT Pertamina Patra Niaga. Penelitian dilaksanakan sebagai respons terhadap tingginya angka kecelakaan kerja dalam kegiatan distribusi BBM, yang pada periode 2022 hingga 2023 tercatat masing-masing sebanyak 17 kasus per tahun. Kecelakaan tersebut menimbulkan kerugian material dan non-material, serta berdampak pada keselamatan jiwa. Faktor penyebab yang teridentifikasi mencakup kelelahan pengemudi, kondisi teknis kendaraan yang tidak layak jalan, cuaca buruk, kelalaian manusia, serta faktor eksternal seperti tindak kriminal dan kondisi jalan yang tidak memadai. Metodologi yang digunakan adalah Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC), yang meliputi tiga tahap utama, yaitu identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian risiko. Identifikasi bahaya dilakukan untuk mengenali seluruh potensi bahaya yang mungkin muncul selama proses pengiriman BBM dari depot ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) hingga kembali ke Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM). Penilaian risiko dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kemungkinan terjadinya kejadian (likelihood) serta tingkat keparahan dampaknya (severity). Tahap pengendalian risiko diarahkan untuk menetapkan strategi pencegahan dan mitigasi yang efektif terhadap risiko yang memiliki prioritas tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko dengan tingkat bahaya tertinggi adalah kelelahan pengemudi, yang berpotensi menyebabkan kecelakaan lalu lintas, tumpahan minyak, dan cedera fisik. Analisis mengungkapkan bahwa faktor personal menjadi penyumbang dominan terhadap potensi risiko tersebut. Temuan ini menegaskan perlunya strategi pengendalian yang berfokus pada aspek manajemen sumber daya manusia, khususnya pengemudi atau awak mobil tangki (AMT). Rekomendasi strategis yang dihasilkan mencakup pemberian pelatihan kepada AMT, penetapan batas waktu kerja maksimal 12 jam, penerapan program fit to work sebelum bertugas, pemberian waktu istirahat pada pengiriman jarak jauh, serta penerapan secara konsisten program fleet safety & security dan rigid system. Implementasi rekomendasi ini diharapkan mampu mengurangi tingkat risiko kecelakaan, meningkatkan keselamatan kerja, dan menjaga keberlangsungan proses distribusi BBM secara aman dan andal.en_US
dc.description.abstractIntegrated Terminal Jakarta is part of PT Pertamina Patra Niaga which has an important role in Pertamina's downstream oil and gas business. One of the responsibilities of this company is to distribute and market Pertamina's energy products, including fuel oil (BBM), lubricants and LPG. In recent years, there have been many cases of accidents in the transportation of fuel. In 2023, there will be 17 accidents when delivering fuel to petrol stations which result in material and non-material losses as well as fatalities. The aim of this research is to identify the hazards and risks that occur and then carry out a risk assessment in an effort to reduce the number of work accidents. Then determine work accident prevention measures while on the way to deliver fuel to gas stations. The method used is the Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) method which can help in determining preventive actions to effectively mitigate hazards. The HIRARC method is a workplace hazard identification activity that helps reduce the possibility of work accidents. Based on the research results, it was found that the high risk was 106 with the potential danger of driver fatigue causing the risk of traffic accidents, oil spills and injury. In this activity, the dominant source of danger comes from personal factors. Recommendations for control that can be implemented are providing training to AMT, maintaining working hours so that they do not exceed 12 hours, implementing a fit to work program, and AMT taking temporary breaks when sending fuel to distant locations as well as the proposed mitigation plan, namely consistent implementation of the fleet safety & security and Rigid systems.en_US
dc.subjectRisk, Distribution, Fuel Delivery, Hazard Identification, Risk Control.en_US
dc.titleANALISIS RISIKO PADA PERJALANAN PENDISTRIBUSIAN BBM MENGGUNAKAN METODE HIRARC (STUDI KASUS: INTEGRATED TERMINAL JAKARTA)en_US
dc.typeWorking Paperen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record