dc.description.abstract | Limbah biji rambutan yang selama ini kurang dimanfaatkan walaupun memiliki potensi besar sebagai sumber minyak nabati alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh variasi temperatur pada proses press serta membandingkan efisiensi dan mutu minyak biji rambutan yang dihasilkan melalui metode press dan soxhlet. Proses ekstraksi dilakukan pada temperatur 180°C, 200°C, dan 220°C untuk metode press, serta pada suhu 78–80°C menggunakan pelarut etanol untuk metode soxhlet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses press pada temperatur 180°C menghasilkan minyak dengan kualitas fisik dan kimia terbaik, yaitu kadar asam lemak bebas 1,88%, bilangan peroksida 1,99 meq O₂/kg, kadar air 0,75%, dan densitas 0,91 g/cm³, meskipun beberapa nilainya melebihi batas standar SNI untuk aplikasi minyak goreng. Yield minyak pada metode press 180°C sebesar 13,03%. Sementara itu, metode soxhlet menghasilkan yield lebih tinggi (19,31%), namun dengan kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida yang juga lebih tinggi, mengindikasikan tingkat oksidasi dan degradasi minyak yang lebih besar. Analisis FTIR metode press menunjukkan bahwa minyak biji rambutan didominasi oleh gugus fungsi asam lemak dengan rantai karbon yang panjang. Berdasarkan hasil tersebut, proses press pada temperatur 180°C direkomendasikan sebagai metode optimum untuk menghasilkan minyak biji rambutan berkualitas tinggi, yang sangat potensial dikembangkan sebagai bahan baku industri non-edible seperti sabun, kosmetik, dan biodiesel. Penelitian ini diharapkan dapat mendorong pemanfaatan limbah biji rambutan secara lebih luas dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan nilai tambah komoditas rambutan di Indonesia. | en_US |