Kajian Hidrogeologi dan Analisis Neraca Air Yang Menjadi Penyebab Banjir Kota Jakarta Beserta Penanggulangannya
Date
2025-08-14Metadata
Show full item recordAbstract
Kota Jakarta memiliki kondisi hidrogeologi yang kompleks dengan dua sistem akuifer utama,
yakni Formasi Citalang sebagai akuifer bebas dan Formasi Kaliwangu sebagai akuifer tertekan,
yang terpisah oleh lapisan lempung kedap air (akuiklud). Sistem ini sangat rentan terhadap
gangguan akibat dominasi lahan terbangun dan minimnya area resapan, yang menyebabkan
penurunan muka air tanah. Berdasarkan analisis neraca air menggunakan metode F.J. Mock
(1973), diketahui bahwa terjadi ketidakseimbangan antara air masuk dan keluar sistem air tanah,
dengan tingginya limpasan permukaan dan rendahnya aliran dasar (baseflow), yang
meningkatkan risiko banjir tahunan. Perubahan tata guna lahan dan padatnya pemukiman turut
menurunkan kemampuan infiltrasi, sehingga ketersediaan air tanah semakin terbatas. Kondisi
topografi yang rendah di wilayah Utara Jakarta dan aliran kiriman dari hulu, seperti Bogor,
memperbesar potensi banjir, ditambah dengan sedimentasi sungai yang menurunkan kapasitas
alirannya. Banjir di Jakarta disebabkan oleh curah hujan tinggi, durasi hujan, kiriman dari hulu,
serta banjir rob. Sebagai solusi, diterapkan pembangunan sumur resapan di wilayah padat
penduduk dan kolam wetland di sekitar saluran drainase, yang berfungsi menampung dan
mengalirkan air secara bertahap ke dalam tanah, sebagai bagian dari strategi pengendalian banjir
yang lebih berkelanjutan.