Show simple item record

dc.date.accessioned2020-08-26T08:54:35Z
dc.date.available2020-08-26T08:54:35Z
dc.date.issued2019-08-30
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/1601
dc.description.abstractPada era sekarang minyak dan gas masih menjadi andalan utama, terutama di Indonesia yang mana konsumsi migas setiap tahunnya selalu meningkat. Setiap perusahaan tentu menginginkan produksi yang relatif baik, namun pada lapangan-lapangan tua (mature field) pasti memiliki produksi yang kian menurun setiap tahunnya. Hal tersebut tentunya menjadi masalah yang besar bagi penduduk Indonesia, maka dari itu diperlukan metode pengangkatan buatan (artificial lift) yang mana dapat meningkatkan kembali produksi migas pada mature field. Artificial lift terdapat beberapa jenis seperti gas lift, electrical submersible pump, progressive cavity pump, dll. Pemilihan artificial lift sendiri merujuk kepada kondisi sumur atau lapangan yang akan diimplementasikan. Pada sumur kali ini dipilih artificial lift berjenis electrical submersible pump (ESP). Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pompa maka dilakukan desain ulang agar lebih optimal. Laju produksi fluida berpengaruh terhadap pemilihan jenis dan ukuran pompa. Desain ESP memperhatikan total stages, intake pressure, intake rate, discharge pressure dan discharge rate dalam melihat optimum suatu pompa. Pada laporan ini akan dilakukan desain ulang ESP yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sumur yang optimum. Dalam penggunaan ESP tentu saja memiliki beberapa kekurangan atau masalah (ESP Problem) seperti kepasiran, jetting, motor terbakar, dll. Masalah seperti kepasiran biasanya menyebabkan shaft stuck hingga patah. Jetting biasanya disebabkan oleh tekanan formasi itu sendiri atau dikarenakan jarak pompa terhadap perforasi lumayan dekat. Motor terbakar biasanya disebabkan oleh masuknya air kedalam motor, yang biasanya juga diawali oleh rusaknya housing motor sehingga air dapat menembus masuk hingga ke motor. Apabila terjadi masalah pada ESP di dalam sumur, maka perlu di lakukan pengangkatan satu rangkaian komplesi untuk di analisa penyebab masalah pada pompa. Kegiatan analisa pada kerusakan ESP biasanya disebut DIFA (Dismantle Inspection Failure Analysis), yang mana merupakan kegiatan pembongkarang spare part dari ESP itu sendiri agar dapat diketahui masalah yang terjadi secara fisik.en_US
dc.titleMs. ?? Tolong dilengkapien_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record