DAMPAK MODEL GEOMETRI PADA PEMODELAN INVERSI 2D DATA GAYA BERAT UNTUK MENENTUKAN KEDALAMAN BASEMENT , STUDI KASUS CEKUNGAN TARAKAN
Abstract
Metode gayaberat merupakan metode untuk memetakan kondisi bawah permukaan berdasarkan nilai percepatan gravitasi bumi akibat adanya variasi struktur densitas bawah permukaan yang dipengaruhi oleh jenis batuan penyusunnya. Penelitian ini merupakan studi pemodelan inversi 2D dengan model geometri yang berisi informasi apriori pada data gravitasi. Informasi apriori yang dimaksud adalah nilai kontras densitas, ukuran dan kedalaman mesh yang digunakan dalam membuat matrik kernel. Studi dimulai dari pemodelan kedepan menggunakan 2 model sintetik lalu dilakukan proses inversi menggunakan 2 model geometri (regular dan staggered grid) dan melihat model geometri yang paling optimal untuk diaplikasikan ke data lapangan. Pemodelan inversi dilakukan menggunakan program yang dibuat di aplikasi MATLAB. Hasil dari pengujian terhadap data sintetik menunjukan bahwa model geometri yang paling optimal dalam melakukan pemodelan inversi yaitu model staggered-grid karena menghasilkan nilai error yang lebih kecil dan anomali data sintetik yang dibuat terefleksikan dengan baik dibandingkan regular-grid. Hal ini dikarenakan pada saat pemodelan inversi dibutuhkan kekonvergenan hasil inversi, dan pada dasarnya bawah permukaan bumi bersifat heterogen, hal ini diwakilkan dengan ukuran dan jumlah cell yang berbeda-beda pada setiap kedalamannnya. Selanjutnya dilakukan proses inversi menggunakan data lapangan menggunakan model geometri staggered grid dan ditambahkan informasi mengenai kontras densitas dari data sumur dan kedalaman basement. Dan hasil inversi menunjukan bahwa keberadaan basement dari daerah penelitian di kedalaman 3.5 – 4.5 km dan terdapat indikasi sebuah struktur antiklin yang berada dibawah lintasan pengukuran 9 – 14 km.