Show simple item record

dc.date.accessioned2020-09-10T12:47:20Z
dc.date.available2020-09-10T12:47:20Z
dc.date.issued2020-05-15
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/1768
dc.description.abstractKanker payudara adalah kanker yang paling sering terjadi pada wanita dengan 2,1 juta wanita terkena dampaknya setiap tahun. Pada tahun 2018, diperkirakan 627.000 wanita meninggal akibat penyakit ganas ini dengan angka kematian mencapai 15% dari jenis penyakit kanker lainnya (World Health Organization, 2018). Umumnya pasien kanker payudara diderita oleh wanita umur 50 tahun ke atas atau biasa disebut pasca-menopouse (Julia, 2010). Pada dasarnya, kanker terjadi disebabkan adanya perubahan gen tidak terkendali sehingga mengakibatkan adanya mutasi pada sel kanker. Sel kanker payudara terbentuk di lobulus atau saluran payudara dan jaringan lemak payudara. Sel yang terus menerus tumbuh di payudara akan menyerang jaringan tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening. Sel kanker payudara ini dipicu karena adanya reseptor estrogen positif atau reseptor hormone positif, dimana hampir 70 % pasien kanker payudara memiliki kelebihan ekspresi reseptor tersebut. Enzim sitokrom P450 19A1 dikenal sebagai aromatase, dimana enzim ini bertindak sebagai katalis pengkonversi androgen menjadi estrogen yang terletak di retikulum endoplasma. Enzim aromatase dapat dihambat dengan adanya inhibitor yang bersifat terapi endokrin adjuvant. Terapi adjuvant ini bertujuan untuk mencegah pertumbuhan sel kanker dengan menstimulasi estrogen dalam payudara. Contoh agen aromatase inhibitor yang sering digunakan adalah anastrozole, letrozole, dan exemestane. Ketiga obat tersebut termasuk dalam kategori aromatase inhibitor generasi ketiga. Simulasi docking molekuler ini menggunakan obat letrozole. Letrozole bertindak sebagai penghambat enzim aromatase untuk mengurangi produksi estrogen pada wanita pasca-menopause. Letrozole bekerja sangat spesifik dan selektif dalam menghambat aktivitas aromatase. Hal ini dibuktikan dengan tingginya persentase penghambatan aromatase pada uji klinis pasien kanker payudara yaitu sebesar 99.1 % (2.5 mg dalam 1 kali sehari). Oleh karena itu, proyek docking ini bertujuan untuk melakukan rancangan desain obat letrozole sebagai aromatase inhibitor dengan menentukan energi pengikatan (farmakodinamik) dan pembuktian nilai log P (farmakokinetik). Berdasarkan hasil simulasi docking menunjukkan bahwa nilai afinitas analog letrozole lebih tinggi yaitu sebesar -8.7 kkal/mol dibandingkan ligan letrozole yaitu -8.9 kkal/mol. Hal ini menunjukkan bahwa penggantian gugus cyano benzyl dengan gugus pyridine dan –OCF3 memberikan pengaruh nilai afinitas yang tidak jauh berbeda secara signifikan. Selanjutnya dilihat secara farmakokinetik analog letrozole memenuhi aturan Lipinski sehingga dianggap baik dan mudah diserap dalam tubuh. Berdasarkan nilai log P yang diperoleh dari analog letrozole menunjukkan nilai yang lebih tinggi sebesar 2.68 sedangkan ligan letrozole 2.15. Nilai tersebut meningkat disebabkan karena adanya penggantian gugus fungsi ligan letrozole yakni –OCF3 dan cincin pyridine, dimana sebelumnya hanya gugus cyano benzyl.en_US
dc.subjectKimia Medisinal, Kankeren_US
dc.titleSIMULASI DOCKING MOLEKULER OBAT LETROZOLE TERMODIFIKASI SEBAGAI INHIBITOR AROMATASE PADA KANKER PAYUDARAen_US
dc.typeTechnical Reporten_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record