Analisis Perbandingan Kontrak Hulu Minyak dan Gas Bumi di Negara Indonesia, Malaysia, dan Thailand pada Pengembangan Lapangan dengan Sumur Sisipan
Abstract
Achmad Nurali Hilman, 101316013, Analisis Perbandingan Kontrak Hulu Minyak Dan Gas Bumi Di Negara Indonesia, Malaysia dan Thailand Pada Pengembangan lapangan dengan Sumur Sisipan.
Penelitian ini membandingkan kontrak industri hulu migas dengan menggunakan indikator keekonomian kontraktor migas seperti NPV, IRR, POT, dan PIR. Berbeda dengan penelitian yang sudah ada, Perbandingan ini lebih ditekankan terhadap negara Indonesia, Malaysia dan Thailand. Dengan menggunakan empat skema rezim fiskal, yaitu PSC Cost Recovery, PSC Gross Split, PSC Malaysia R/C dan Sistem Konsesi Thailand I. Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui apakah Indonesia dapat bersaing dalam kontrak industri hulu migas atau Indonesia memang layak untuk dijadikan sebagai contoh skema rezim fiskal yang baik untuk negara tetangga. Dari hasil yang diperoleh dengan menggunakan data sintetis, Skema rezim fiskal Sistem Konsesi Thailand I memiliki nilai keekonomian yang lebih layak jika dibandingkan dengan ketiga rezim fiskal yang ada. Dari hasil perhitungan yang dilakukan oleh penulis, Skema sistem rezim fiskal konsesi Thailand I memiliki nilai indikator keekonomian kontraktor migas NPV 33.867 MUS$, IRR 53,29 %, POT 2,45 tahun, dan PIR 1,858.
Kata kunci: Kontrak hulu migas, skema rezim fiskal, indikator keekonomian kontraktor migas.