Tomografi Double Difference Struktur Kecepatan Gelombang P dan S Pada Wilayah Seram, Maluku
Abstract
Rekontruksi lempeng menunjukkan subduksi Banda dimulai sekitar 15 juta tahun yang lalu ketika subduksi Jawa aktif dan berjalan ke timur kemudian terjadi rollback pada lempeng samudera Banda dan memisahkan kerak dari mantel yang lebih padat sehingga menyebabkan adanya lengkungan subduksi di wilayah Seram. Subduksi yang terjadi di wilayah Seram berpengaruh terhadap banyak gempa yang terjadi pada wilayah tersebut. Metode Tomografi digunakan pada penelitian ini untuk mengetahui struktur bawah permukaan. Pada penelitian ini tomografi dilakukan menggunakan metode double-difference dengan software tomoDD, karena metode dd ini dapat merelokasi hiposenter gempabumi sekaligus menghasilkan model kecepatan struktur bawah permukaan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan Tomografi Double Difference Struktur Kecepatan Gelombang P dan S. Data yang digunakan merupakan data gempabumi BMKG dengan durasi selama 5 tahun sebanyak 1328 kejadian gempabumi di Eram, Maluku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relokasi gempabumi memperlihatkan distribusi hiposenter yang terfokus dan menunjukkan slab pada bagian bawah Pulau Seram yang diinterpretasikan sebagai zona subduksi Lempeng Australia yang menunjam dibawah Lempeng Eurasia. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada penelitian ini, hasil tomografi berhasil memberikan model kecepatan baru dimana anomali perubahan kecepatan positif dibawah Pulau Seram diinterpretasikan sebagai zona subduksi, sedangkan anomali perubahan kecepatan negatif diinterpretasikan sebagai sebagai zona lemah dari sesar-sesar lokal dan aktivitas gunung api. Hasil cross-section pada daerah barat dan timur, menunjukkan bahwa pada bagian barat pola slab semakin curam dan pada bagian timur menunjukkan pola slab yang semakin landai, hal ini berasosiasi dengan pola pembelokan subduksi.