Relokasi Gempa Banten 2 Agustus 2019 Menggunkan Metode Double Difference
Abstract
Di negara Indonesia yang kita tinggali ini, memiliki jumlah pulau yang banyak. Pulau pulau tersebut, tersebar di seluruh Indonesia. Tak hanya itu juga, Indonesia sendiri merupakan negara yang berada pada titik pertemuan tiga lempeng terbesar yang ada di bumi. Ketiga lempeng tersebut yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Indo-Australi, dan Lempeng Eurasia. Maka dari itu, Indonesia rawan terjadi gempa. Ketika terjadi gempa, diperlukan informasi yang cepat untuk dapat menganalisa keadaan. Namun informasi cepat ini terkadang kurang akurat. Untuk melakukan relokasi, digunakanlah metode double difference yang memanfaatkan waktu tempuh dua event gempa yang berbeda, untuk memastikan lokasi hiposenter gempa yang sebenarnya. Penggunaan software HypoDD akan mempermudah proses relokasi. Data yang digunakan merupakan data open source. Data ini diunduh melalui web www.isc.ac.uk dengan periode 20 Juli 2019 hingga 1 September 2019. Data berisi waktu tempuh dan fasa tiap event, dan data stasiun. Sedangkan model kecepatan yang digunakan adalah PREM, IASP91, dan AK135. Diperoleh hasil relokasi gempa berupa perbedaan posisi gempa untuk gempa utama maupun gempa gempa lainnya. Hasil tersebut dipetakan melalui software GMT. Selain perbedaan posisi pada gempa, terdapat juga sebuah pola yang cukup menarik yang ditunjukkan pada hasil cross section. Pola tersebut diindikasikan sebagai struktur berupa sesar yang aktif akibat dari aktivitas subduksi. Gempa yang telah direlokasi ini, dapat diketahui informasinya seperti jenis gempa yang terjadi dengan mekanisme fokus yang dibuat. Terkahir, dengan mengumpulkan hasil yang telah didapat maka interpretasi data akan dapat dilakukan