dc.description.abstract | Photoelectrochemical watersplitting merupakan proses produksi gas hidrogen
(H2) dengan bantuan material semikonduktor dan cahaya matahari. H2
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada fuel cell guna
menghadapi kelangkaan akan bahan bakar fosil. Dengan berbagai potensi yang
telah diketahui, nanomaterial seng oksida (ZnO) merupakan salah satu
material yang memiliki karakteristik bandgap serta stuktur bandedge yang
sesuai dengan proses watersplitting dan luas area yang tinggi. Berbagai
metode sintesis nanomaterial ZnO dikembangkan, salah satunya adalah termal
oksidatif yang memiliki keunggulan seperti mudah, waktu sintesis yang relatif
cepat serta impurity yang rendah. Oleh karena itu pada penelitian tugas akhir
akan dilakukan sintesis nanomaterial ZnO melalui metode termal oksidatif
serta pengapilkasikannya sebagai photoanode pada photoelectrochemical
watersplitting. Penelitian tugas akhir ini bertujuan untuk mensintesis ZnO
melalui metode termal oksidatif serta membandingkan performa
photoelectrochemical ZnO hasil sintesis dengan ZnO komersial. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ZnO yang disintesis menggunakan metode
termal oksidatif memiliki struktur nanomaterial yang unik, berupa lembaran
ZnO berstruktur spike dengan luas area yang lebih besar dibandingkan ZnO
komersial berdasarkan uji dye loading (ZnO komersial sebesar 2,5 x 10-8
mol/cm2, ZnO900 sebesar 3,5 x 10-8 mol/cm2 dan ZnO1100 sebesar 4.1 x 10-8
mol/cm2). Respon photoelectrochemical dari ZnO900 menunjukkan performa
yang mendekati dengan material pembanding yaitu ZnO komersial
berdasarkan pada pengukuran ampherometric detection (AD) (ZnO komersial
sebesar 0,16 mA/cm2, ZnO900 sebesar 0.158 mA/cm2 dan ZnO1100 sebesar 0.13
mA/cm2 dengan pengukuran pada V= 0 vs Ag/AgCl). | en_US |