GEOLOGI DAERAH TEGALOMBO, KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR
Abstract
Penelitian ini membahas tentang kondisi geologi pada daerah Tegalombo dan sekitarnya. Lokasi penelitian secara geografis terletak pada koordinat garis lintang -8.054420° - -8.124467° dan garis bujur 111.275940° - 111.324283°, dengan luas 40 km2. Pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengobservasi persebaran litologi, geomorfologi, struktur geologi dan sejarah geologi pada daerah Tegalombo. Metode penelitian yang digunakan yaitu berupa studi literatur, tahap lapangan berupa pemetaan geologi dan pengambilan sampel, serta analisis laboratorium berupa analisis petrografi dan analisis mikropaleontologi. Geomorfologi daerah penelitian, terbagi menjadi 3 (tiga), antara lain Satuan Punggungan Aliran Lava, Satuan Dataran Aliran Lava, dan Satuan Perbukitan Intrusi. Daerah penelitian tersusun atas enam (6) satuan batuan, yaitu Satuan Lava Andesit (La), Satuan Lava Andesit Porfiritik (Lap), Satuan Tuf (Tf), Satuan Batugamping (Bg), Satuan Intrusi Andesit (Ia), dan Satuan Intrusi Dasit (Id). Keenam satuan ini terendapkan dalam rentang waktu Oligosen Akhir hingga Miosen Awal dan memiliki hubungan selaras maupun tidak selaras pada kolom stratigrafi. Berdasarkan analisis kelurusan, arah umum yang ada pada daerah penelitian adalah baratdaya – timurlaut. Adapun struktur geologi di daerah penelitian berupa sesar mendatar perkiraan, antara lain Sesar Mendatar Menganan Tegalombo, Sesar Mendatar Mengiri Grindulu, dan Sesar Mendatar Mengiri Karangrejo, yang kemungkinan berumur Miosen Awal – Miosen Tengah. Sejarah geologi pada daerah Tegalombo diawali dengan terbentuknya lava yaitu Satuan Lava Andesit dan Satuan Lava Andesit Porfiritik dari gunungapi purba yang berasosiasi dengan lingkungan laut dan lingkungan darat pada Oligosen Akhir hingga Miosen Awal. Lalu terjadi erupsi kembali, menghasilkan batuan piroklastik yaitu Satuan Tuf. Kemudian terjadi magmatisme yang menghasilkan intrusi berupa Satuan Intrusi Andesit dan Dasit pada kala yang sama. Pada Miosen Awal deformasi mulai terjadi, sehingga menyebabkan aktivitas tektonik lokal berupa pengangkatan dan membentuk Satuan Batugamping, serta mulai terbentuk pula struktur geologi pada daerah penelitian. Deformasi terus terjadi hingga Miosen Tengah, dan struktur geologi yang terbentuk kemungkinan menjadi penyebab alterasi serta mineralisasi yang intensif pada daerah penelitian. Struktur geologi ini juga membentuk morfologi perbukitan terjal yang dapat terlihat sampai saat ini.