GEOLOGI DAERAH SELAJAMBE, KABUPATEN KUNINGAN, JAWA BARAT
Date
2021-01-19Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini berisi mengenai kondisi geologi daerah Selajambe dan sekitarnya serta studi mengenai pembentukan morfologi yang dipengaruhi oleh Sesar Citanduy. Secara administratif, daerah penelitian termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Sementara itu, secara geografis terletak pada 7°5'36.65"S - 7°8'47.40"S & 108°26'32.29"T - 108°31'15.56"T dengan luasan ±40 km2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami kondisi geologi di daerah penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dan pengambilan data primer yang dilakukan untuk menghasilkan sebuah data yang valid untuk diolah. Berdasarkan analisis geomorfologi, pembagian satuan geomorfologi dibagi kedalam empat satuan bentang alam yaitu, dataran vulkanik, perbukitan vulkanik, dataran denudasional struktur patahan dan punggungan blok sesar. Satuan batuan yang ditemukan pada daerah penelitian dapat dibagi menjadi empat satuan tidak resmi dengan urutan dari tua ke muda adalah satuan breksi-batupasir, satuan batupasir-batulempung, satuan batupasir-batulempung sisipan batugamping, dan satuan breksi piroklastik. Struktur yang berkembang pada daerah penelitian meliputi struktur lipatan berupa antiklin dan sinklin dengan arah barat-timur yang dipotong oleh sesar mendatar mengiri dengan arah timur laut-barat daya yang merupakan antithetic fault dari sistem Sesar Citanduy. Sejarah pembentukan daerah penelitian dimulai pada Miosen Tengah dengan diendapkannya satuan breksi-batupasir, selanjutnya pada umur yang sama diendapkan satuan batupasir-batulempung. Pada Miosen Akhir-Pliosen diendapkan satuan batupasir-batulempung sisipan batugamping. Ketiga satuan diendapkan pada lingkungan kipas laut dalam. Memasuki Plio-Pleistosen terjadi peningkatan peristiwa tektonisme yang menghasilkan struktur lipatan serta sesar pada daerah penelitian, selain itu terjadi pula peningkatan kegiatan vulkanisme yang menyebabkan satuan breksi piroklastik diendapkan pada Kala Pleistosen. Setelah seluruh satuan diendapkan terjadi pula peristiwa erosional yang menghasilkan bentang alam seperti saat ini.