Pengaruh Zat Fiksasi terhadap Daya Tahan Warna dari Pewarna Alami Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) pada Kain Katun
Abstract
Berdasarkan data dari Kementrian Perindustrian, industri tekstil mengalami peningkatan. Hal
ini, menyebabkan penggunaan bahan baku untuk industri tekstil juga mengalami peningkatan,
salah satunya penggunaan pewarna. Dalam industri tekstil, pewarna yang digunakan terbagi
menjadi dua yakni, pewarna sintetis dan pewarna alami. Dalam beberapa kasus, pewarna
tekstil menyebabkan kerusakan lingkungan. Sehingga perlu dilakukan penanganan masalah,
salah satunya adalah menggunakan pewarna alami. Salah satu contoh bahan alam yang dapat
digunakan untuk pewarna adalah kayu dari tanaman secang. Penelitian ini dilakukan dalam 3
tahap, yakni ekstraksi pewarna, pembuatan larutan fiksasi, dan aplikasi pewarna pada kain.
Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui pengaruh zat fiksasi terhadap daya tahan warna
dari ekstrak pewarna kayu secang pada kain katun, zat fiksasi yang digunakan pada penelitian
ini ialah KAl(SO4)2.12H2O (Tawas), CaCO3, dan FeSO4.7H2O. Sebelumnya dilakukan ekstraksi
senyawa pewarna dari kayu secang. Karakterisasi yang dilakukan pada ekstrak pewarna
menggunakan spektrofotometer FTIR dan UV-Vis menunjukan senyawa pigmen pewarna yang
terekstraksi merupakan senyawa kelompok flavonoid. Selanjutnya dilakukan aplikasi pewarna
dan penambahan zat fiksasi pada kain. Penambahan fiksator dilakukan untuk membantu
pengikatan warna pada kain. Metode fiksasi yang digunakan pada penelitian ini metode postmordanting. Berdasarkan penampakan dan karkaterisasi menggunakan spektrofotometer UVVis, FeSO4 merupakan zat fiksasi yang paling baik dalam memberikan ketahanan warna pada kain setelah dilakukan penjemuran selama 7 hari.