dc.description.abstract | Kebijakan baru dari IMO terkait pembatasan kadar sulfur pada bahan bakar kapal menjadi 0,5% m/m akan menimbulkan permintaan baru untuk bahan bakar kapal berkadar rendah sulfur (MFO-180). Sehingga, akan ada skema pendistribusian baru untuk hal tersebut. Skema pendistribusian yang baru tentunya akan sangat banyak penyesuaian dan berakibat pada panjangnya jarak tempuh yang akan membutuhkan lebih banyak bahan bakar dan berimbas pada pengeluaran gas buang berupa karbon yang berlebih. Permasalahan tersebut tentunya akan sangat berdampak kepada lingkungan. Maka dari itu, salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menentukan rute perjalanan kapal yang optimal. Saat ini, terdapat dua titik suplai MFO-180, yaitu TBBM Jakarta memasok regional Jakarta dan TBBM Surabaya memasok regional Surabaya. Kedua regional saat ini menggunakan sistem sekali antar dengan menggunakan satu kapal berkapasitas kecil yang dinilai kurang efisien. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, digunakan pendekatan Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP) dengan Algoritma Branch and Cut. Penggunaan metode tersebut bertujuan untuk mendapatkan rute terpendek dengan proses komputasi yang lebih singkat. Selain itu, hasil penelitian ini memerikan rekomendasi jenis kapal yang paling optimal untuk digunakan dan menghasilkan emisi karbon yang paling rendah. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu, regional Jakarta dengan kapal Small 4 dapat menyelesaikan rute sejauh 356,45 NM dengan emisi karbon sebesar 183 MT g/g fuel, sedangkan regional Surabaya dengan kapal Small 1 dapat menyelesaikan rute sejauh 308,72 NM dengan emisi karbon sebesar 86,62 MT g/g fuel. | en_US |