dc.description.abstract | Penelitian tugas akhir ini tentang pemanfaatan limbah ampas tebu (bagasse) yang dijadikan sebagai karbon aktif dengan tujuan untuk mengurangi kandungan logam berat Cu pada limbah batik. Limbah batik merupakan limbah yang dihasilkan dari proses pembatikan dalam industri batik. Jumlah industri batik pada data Kementerian Perindustrian Tahun 2020 mencapai 47.775 unit dan tersebar 316 unit di Pulau Jawa. Penyebaran industri batik Indonesia menyebabkan peningkatan nilai ekspor batik sebesar 30,71% dari tahun 2014 sampai 2018. Disisi lain, produksi gula di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 2,23 juta ton. Besarnya kapasitas produksi gula di Indonesia berdampak pada melimpahnya limbah ampas tebu. Padahal ampas tebu memiliki kandungan selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang berpotensi menjadi adsorben karbon aktif yang dapat mengurangi kadar logam berat Cu. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah persiapan ampas tebu menjadi karbon aktif pada suhu 500°C selama 2 jam. Proses aktivasi menggunakan H3PO4 1M, H3PO4 10% HCl 1M, dan NaOH 1M dengan variasi waktu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 menit. Hasil sintesis akan dikarakterisasi menggunakan Spektrofotometer Ultraviolet-Visible (UV-Vis), Fourier Transform InfraRed (FTIR), Thermogravimetric Analysis (TGA) dan Scanning Electron Microscope (SEM). H3PO4 merupakan zat pengaktivasi yang paling efisien dengan perolehan persentase removal Cu terhadap limbah batik yakni sebesar 96% dalam waktu 40 menit.
Kata kunci: Bagasse, karbon aktif, logam berat, limbah batik. | en_US |