PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK DAN KUALITAS MASSA BATUAN SEBAGAI PENENTUAN PARAMETER DESAIN TEROWONGAN PENGAMBILAN (INTAKE) BENDUNGAN JLANTAH, KABUPATEN KARANGANYAR
Date
2021-09-07Metadata
Show full item recordAbstract
Arvino Mulyatama Rizki Milono.101217004. Pemetaan Geologi Teknik dan Kualitas Massa Batuan Sebagai Penentuan Parameter Desain Terowongan Pengambilan (Intake) Bendungan Jlantah, Kabupaten Karanganyar.
Pembangunan Bendungan Jlantah memiliki fungsi sebagai penyedia air baku, pembangkit listrik, dan pengendalian banjir. Daerah penelitian terletak pada koordinat 111.07, -7.702 hingga 111.09, -7.722 yang secara administratif terletak pada Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kondisi geologi pada area Bendungan Jlantah melalui pemetaan geologi teknik dengan skala 1:12.500 dan menganalisis kualitas massa batuan berdasarkan metode Geological Strength Index (GSI) serta menentukan parameter desain terowongan. Metode yang digunakan mencakup studi literatur, pemetaan/pengambilan data lapangan, pengujian batuan dan tanah, serta menganalisis data kualitas massa batuan.
Daerah penelitian memiliki ketinggian antara 550 m – 775 m di atas permukaan air laut dengan kemiringan lereng 0% - 70%. Proses geomorfik yang teramati berupa erosi dan pelapukan. Geologi teknik daerah penelitian terdiri atas 4 satuan dari tua ke muda, yaitu Satuan Breksi Vulkaniklastik, Satuan Lapilli Tuff Lapuk Sedang, Satuan Lapilli Tuff Lapuk Ringan, dan Satuan Tanah Pasir Lanau. Struktur geologi tidak teramati secara langsung di lapangan melainkan melalui analisis kelurusan dengan orientasi timurlaut – baratdaya. Daerah penelitian berada pada zona kerentanan gerakan tanah menengah – tinggi dan kawasan rawan gempabumi rendah. Kualitas massa batuan berdasarkan GSI didapatkan, 15-20 (sangat buruk), 25-32 (buruk), 34-40 (sedang), dan 37-43 (sedang). Kualitas massa batuan inlet dan outlet terowongan pengambilan berada pada Satuan Lapilli Tuff Lapuk Sedang dengan nilai GSI 25-32 dan nilai empiris RMR 34,5-41,9 (buruk – sedang). Parameter desain perencanaan kontruksi terowongan memiliki waktu stand up 10,9 – 69,1 jam. Sudut pemotongan lereng yang aman adalah 45° - 55°. Metode ekskavasi yang digunakan adalah digging dan ripping serta metode top heading dan bench cut. Sistem penyangga terowongan yang diterapkan adalah rock bolt, shotcrete, wire mesh, dan rangka baja (steel sets).