Pemetaan Struktur Bawah Permukaan Zona Transisi Sunda-Banda Menggunakan Metode Double Difference
Abstract
Zona transisi Sunda – Banda adalah wilayah yang berada pada bagian timur Indonesia. Zona transisi ini adalah zona perubahan rezim tektonik dari subduksi lempeng IndoAustralia dibagian barat (Sunda Thrust) menuju tumbukan benua (continental collision) atara lempeng benua Australia dan lempeng benua Eurasia di bagian timur dari daerah penelitian. Pergerakan lempeng ini membuat wilayah tersebut memiliki tingkat seismisitas yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mencitrakan struktur bawah permukaan pada zona transisi Sunda-Banda seperti slab subduksi, Flores back arc thrust, Forearc sliver dan aktivitas gunung berapi dengan menggunakan gelombang P, S dan rasio Vp/Vs. Penelitian ini menggunakan metode tomografi Double Difference yang memiliki asumsi bahwa waktu tempuh pada dua gempa yang berdekatan ke satu stasiun dianggap sama. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data katalog gempa bumi dan data stasiun milik BMKG pada periode waktu 2016 – 2020 dengan batasan penelitian berada pada 117 ˚ – 127 ˚ BT dan 5˚ - 13˚ LS . Hasil relokasi kejadian gempa bumi menunjukkan adanya perubahan lokasi hiposenter yang awalnya berada pada fixed depth menjadi berada pada kedalaman yang lebih mendekati keadaan sebenarnya dan pola penunjaman dengan struktur yang lebih jelas terutama pada subduksi Sunda-Banda thrust dari arah selatan ke utara dan juga pada subduksi back-arc thrust dari arah utara ke selatan. Pada penelitian ini digunakan model kecepatan 1D AK135 sebagai model kecepatan awal, kemudian pencitraan bawah permukaan secara tiga dimensi yang baru dihasilkan untuk Vp,Vs dan Vp/Vs. Anomali kecepatan gelombang P positif berasosiasi dengan zona penunjaman, back-arc thrust, dan forearc slive, sementara anomali negative berasosiasi dengan zona partial melting pada gunung berapi. Penunjaman Sunda-Banda dapat terlihat hingga kedalaman 300 km dan untuk Flores back-arc thrust terlihat hingga kedalaman 60 km. Forearc sliver merupakan zona diantara partial melting dikedalaman dangkal dan dalam, yaitu pada kedalaman 0-110 km. Sementara tomografi kecepatan gelombang S dan Vp/Vs menunjukkan kandungan fluida pada bawah permukaan tersebut, yang sesuai dengan hasil tomografi Vp.