Pemodelan Crustal Thickness dengan Metode Receiver Function di Sumatera Barat, Indonesia
Abstract
Receiver function merupakan salah satu metode yang mulai banyak dikembangkan saat ini. Selain murah karena menggunakan passive seismic, metode ini juga menggunakan data yang cukup mudah didapatkan. Metode receiver function ini digunakan untuk mengidentifikasi batas diskontinuitas suatu struktur bumi seperti kerak dan mantel menggunakan gelombang seismik pasif yang terekam di stasiun 3 komponen, (Langston, 1979). Pada penelitian ini, metode receiver function dilakukan di wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya. Hal ini dikarenakan wilayah Sumatera Barat berada di zona subduksi dan memiliki fitur geologi yang cukup menarik. Wilayah Sumatera Barat dilalui oleh jalur sesar besar Sumatera yaitu Sesar Semangko, dan deretan pegunungan vulkanik aktif yaitu Bukit Barisan. Penelitian dengan metode receiver function ini, bertujuan untuk mengetahui persebaran crustal thickness di daerah yang memiliki struktur kompleks dan yang tidak, serta untuk melihat pengaruh struktur tersebut terhadap crustal thickness. Selain menggunakan metode receiver function, digunakan pula metode zhu Kanamori untuk estimasi crustal thickness, serta digunakan teori isostasi untuk melihat hubungan antara elevasi dan crustal thickness. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah rentang nilai estimasi crustal thickness di wilayah penelitian sebesar 27.11 km hingga 32.48 km, serta rentang vp/vs ratio sebesar 1.7 hingga 2.19. Selain itu, didapatkan pula arah penebalan crustal thickness di lokasi penelitian ini adalah Timur-Selatan. Kemudian, setelah dilakukan evaluasi konsep isostasi, di lokasi penelitian ini tidak sepenuhnya berlaku efek isostasi. Hal ini disebabkan oleh adanya zona vulkanik aktif di bawah permukaan yang mengakibatkan adanya perbedaan densitas yang cukup besar.