Relokasi Hiposenter Gempabumi Sigi (28 Maret 2020) dan Mamuju-Majene (14 Januari 2021) Menggunakan Metode Double Difference
Date
2021Metadata
Show full item recordAbstract
Sulawesi merupakan salah satu daerah yang sering mengalami kejadian gempabumi karena lokasinya yang terletak di wilayah pertemuan lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Filipina. Dua contoh gempabumi besar yang belakangan ini terjadi di wilayah Sulawesi adalah Gempabumi Sigi Mw 5.8 (28 Maret 2020) dan Mamuju-Majene Mw 6.2 (14 Januari 2021). Untuk memperoleh sebaran hiposenter yang akurat dan lineasi sesar penyebab gempabumi, dilakukan relokasi hiposenter metode Double Difference pada masing-masing gempabumi secara terpisah menggunakan program komputer hypoDD (versi 1.3). Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data katalog masing-masing gempabumi milik BMKG yang direkam oleh 63 stasiun. Selain itu, model kecepatan 1-D PREM serta rasio Vp/Vs sebesar 1.77 dari Diagram Wadati digunakan dalam proses relokasi hiposenter ini. Sebanyak 153 dari 154 event Gempabumi Sigi dan 40 dari 41 event Gempabumi Mamuju-Majene berhasil direlokasi. Hasil relokasi menunjukkan bahwa hiposenter yang awalnya berada pada fixed depth 10 km menjadi tersebar di kedalaman dangkal 3-25 km (Gempabumi Sigi) dan 7-25 km (Gempabumi Mamuju-Majene). Diagram Kompas dan Rose menunjukkan bahwa rata-rata perubahan posisi hiposenter adalah kurang dari 4-5 km dengan arah Barat Laut-Timur (Gempabumi Sigi) dan Timur-Selatan (Gempabumi Mamuju-Majene). Sebaran gempabumi serta lokasi dan mekanisme fokus mainshock Gempabumi Sigi menunjukkan bahwa gempabumi ini berkaitan dengan aktivitas Sesar Palu-Koro. Sedangkan, dari sebaran Gempabumi Mamuju-Majene dapat ditarik lineasi sesar yang diperkirakan adalah zona lipatan dan sesar naik Mamuju yang masih dalam satu rangkaian dengan Sesar Naik Selat Makassar.