Show simple item record

dc.contributor.authorSihombing, Angelus Felix
dc.date.accessioned2021-09-11T05:09:56Z
dc.date.available2021-09-11T05:09:56Z
dc.date.issued2021-08-26
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/4706
dc.description.abstractPulau Timor adalah daerah dengan tingkat seismisitas yang tinggi. Wilayah pulau Timor dan sekitarnya atau kepulauan Timor ini terletak di zona pertemuan lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia. Pertemuan ini menjadi pemicu sering terjadinya gempabumi di sana. Untuk mendapatkan zona rawan bencana di wilayah kepulauan Timor tersebut, dilakukan analisis kegempaan menggunakan parameter b-value dengan metode maximum likelihood yang sebelumnya dilakukan relokasi hiposenter dengan metode double- difference. Statistik b-value merupakan hubungan antara nilai magnitude gempabumi dengan jumlah gempabumi pada suatu wilayah. Dalam melakukan pengolahan data, data yang digunakan adalah katalog gempabumi pada koordinat 1170 - 1270 BT dan 40 - 120 LS periode 1 Januari 2016 – 31 Desember 2020 dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan perubahan hiposenter setelah relokasi. Gempabumiyang berada pada kedalaman fixdepth 10 km, setelah direlokasi berada pada kedalaman 2.7 – 25 km. Sebanyak 4663 dari 5816 data gempabumi berhasil direlokasi. Selanjutnya dilakukan analisis spasial b-value dengan membentuk grid sebesar 5 km x 5 km, radius 80 km, dan jumlah kejadian gempabumi > Mc sebanyak 25 kejadian. Berdasarkan parameter tersebut, diperoleh persebaran b-value secara spasial berada pada rentang 0.4 – 1.74. Dua gempa besar magnitude di atas 6 di sekitar pulau Sumba dengan koordinat 9.180 LS - 118.630 BT dan 10.370 LS - 118.980 BT serta satu gempa besar di sekitar pulau Timor dengan koordinat 10.850 LS - 124.040 BT berada di area dengan persebaran b-value rendah (0.5-1). Untuk mendapatkan b-value temporal dilakukan dengan metode sliding time-window menggunakan 80 kejadian gempa dengan pergeseran 8 kejadian. Berdasarkan parameter tersebut, gempa besar terjadi pada dua kondisi yaitu ketika penurunan b-value dengan besar penurunan 0.22 – 0.42 dan kenaikan b-value. Berdasarkan hasil penelitian ini, wilayah pulau Timor dan sekitarnya menjadi wilayah rawan bencana dengan tingkat stress tektonik yang tinggi yang dibuktikan dengan persebaran b-value rendah terutama pada pulau Sumba dan pulau Timor. Kata kunci: pulau Timor dan sekitarnya, relokasi hiposenter, metode double-difference, b- value, metode maximum likelihood, zona rawan bencana, tingkat stress tektonik.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.titleAnalisis b-Value Menggunakan Data Hiposenter Terelokasi Wilayah Pulau Timoren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record