dc.description.abstract | Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal seperti di Asrama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta perlu dievaluasi kinerjanya terhadap pemenuhan Baku Mutu PermenLHK 68/2016 karena kondisinya yang kurang prima. Evaluasi IPAL
dilaksanakan dengan grab sampling pada inlet dan outlet fasilitas sanitasi pada jam pengunaan air tertinggi di pagi, siang,
dan sore dalam satu hari yang sama. Diketahui hampir seluruh parameter yang diatur pada aturan terbaru tidak terpenuhi kecuali pada parameter pH, TSS, serta minyak dan Lemak. Penanganan terhadap permasalahan perlu dilakukan salah satunya dengan perancangan ulang IPAL komunal domestik di Asrama DLH DKI Jakarta dengan Rawa Buatan Aliran Vertikal (VFCW). Penentuan ukuran rawa buatan dilakukan pengajian berbagai literatur dan data sekunder. Dimensi rawa buatan yang dibutuhkan untuk membantu mengolah air limbah di 4 lokasi dalam asrama dinas masing-masing 3,5m x 7m pada lokasi 1; lokasi 2 P x L 4m x 7m;
Lokasi 3 berukuran P x L 4m x 8m; dan Lokasi 4 dengan dimensi 4m x 9m serta seluruhnya ditanami dengan tumbuhan Canna Indica atau bunga tasbih. Secara empiris, penggunaan rawa buatan yang ditanami oleh Canna Indica mampu memenuhi baku mutu berdasarkan PermenLHK 68/2016. Rata-rata efisiensi penyisihan parameter untuk tiap-tiap lokasi rawa buatan adalah BOD sebesar 91%; COD sebesar 85%; TSS sebanyak 89%; Amonia sebanyak 69%; dan Total Coliform sebesar 99,9%. Biaya yang dibutuhkan untuk setiap VFCW adalah lokasi 1 sebanyak Rp 31.090.000; Lokasi 2 sebesar Rp 33.530.000; Lokasi 3 membutuhkan Rp 39.237.000; dan Lokasi 4 sebesar Rp 44.560.000. Selain itu, untuk membantu menangani masalah
penyumbatan pada rawa buatan diberikan cacing tanah/Eisenia foetida sebanyak ½ kg/meter persegi | en_US |