PRARANCANGAN PABRIK RECOVERY LPG DARI GAS ALAM DENGAN KAPASITAS 200.000 tpa
Abstract
Gas alam merupakan campuran yang mudah terbakar yang terdiri dari gas hidrokarbon.
Komposisi gas alam mencakup etana, propana, butana dan pentana. Gas alam dewasa ini
telah menjadi sumber energi alternatif yang banyak digunakan oleh masyarakat. LPG
merupakan campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam yang
komponennya didominasi oleh propana (C3H8) dan butana (C4H10). Kebutuhan LPG yang
cenderung meningkat setiap tahun membuat peluang perkembangan industri LPG di
Indonesia semakin besar. Pabrik ini direncana kan beroperasi selama 330 hari/tahun dan 24
jam/hari dengan kapasitas produksi LPG sebesar 200,000 tpa. produksi Liqued Petroleum
Gas (LPG) dari gas alam dilakukan dengan proses cryogenic menggunakan bahan baku
yang berasal dari pipa PT. Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore dengan total
bahan baku gas sebanyak 174536,4954 kg/jam. Secara umum, tahapan proses produksi
titanium dioksida adalah sebagai berikut : 1) Unit pendinginan, menggunakan media
pendingin Mixed Refrigerant yang terdiri dari metana, etana, propana dan nitrogen untuk
mengondensasikan sebagian gas 2) Separasi/pemisahan, dengan prinsip prinsip dasar flash
separation adalah pemisahan berdasarkan perbedaan karakteristik yang terdapat dari
diagram fasa senyawa kimia yang meliput perbedaan titik didih dan tekanan. 3) Fraksinasi,
dimana dilakukan pemisahan antara produk LPG dan kondensattnya dengan menggunakan
menara distilasi yaitu deetanizer dan debutanizer.Sebagai penunjang, dibutuhkan unit
utilitas yang menyuplai kebutuhan air sebanyak 4419416,436 kg/jam, steam sebanyak
48828,5192832 kg/jam, udara tekan sebanyak 207,9928 m3 /jam dan listrik sebanyak
77290043 kWh/tahun. Lokasi pabrik LPG direncanakan berlokasi di kecamatan Kebomas,
Kabupaten Gresik, Jawa Timur dengan pertimbangan raw material oriented. Pabrik
didirikan pada kawasan industri seluas 50205,21 m2 dengan total karyawan sebanyak 221
orang. Kawasan industri dekat dengan pelabuhan sehingga mempermudah pemasaran
produk dan pemenuhan kebutuhan air pada pabrik. Perhitungan evaluasi ekonomi
memberikan hasil modal tetap yang dibutuhkan sebesar Rp 1.774.771.012.219,55 dan
modal kerja sebesar Rp 1.550.563.136.675,44. Pada kapasitas 100% produksi diperoleh
ROI before tax sebesar 64,7897 % ; ROI after tax sebesar 48,5922 %; POT before tax
1,5434 tahun; POT after tax 2,0579 tahun; BEP 12,9333 %; SDP 7,9251 % dan DCF
20,7421 %. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut maka pabrik LPG dengan kapasitas
200.000 ton/tahun ini layak untuk didirikan.