Perencanaan Tebal Perkerasan dan Geometrik pada Runway di Bandar Udara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid untuk Mendukung Progam Kawasan Ekonomi Khusus
Abstract
Bandar Udara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid berlokasi di
Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bandar Udara tersebut memiliki satu buah landasan
pacu dengan elevasi 97 mdpl. Pada kawasan Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara
Barat merupakan wilayah potesial dan menjadi bagian dari salah satu progam
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang di rencanakan oleh pemerintah.
Berdasarkan hal tersebut, maka diprediksi kebutuhan fasilitas bandara akan
meningkat seiring dengan kenaikan jumlah penumpang serta pergerakan pada
bandara tersebut. Hal tersebut merupakan dasar dalam memperhatikan fasilitas
yang terdapat pada bandara tersebut sehingga mampu menopang kegiatan
operasional pada bandara. Pada penelitian ini memiliki fokus pada pengembangan
geometrik serta perkerasan runway. Metode penelitian ini didasari oleh peraturan
yang telah dikeluarkan oleh ICAO, FAA, serta Dirjen Penerbangan Udara.
Penelitian ini berawal pada studi literatur, pengumpulan data hingga melakukan
analisis data sehingga dapat ditariknya kesimpulan pada penelitian ini. Data
pergerakan pesawat, data angin, data eksisting bandara, jadwal penerbangan sera
data CBR merupakan data dasar yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Peninjauan
dan analisis dilaksanakan untuk mengevaluasi orientasi runway, forecasting
pergerakan pesawat, menghitung kapasitas eksisting pada runway, perencanaan
pengembangan geometrik runway, serta menghitung tebal perkerasan runway yang
dibutuhkan. Berdasarkan perhitungan dana analisis yang dilakukan, didapatkan
bahwa runway eksisting dengan arah orientasi 31-13 masih mampu menopang
kebutuhan operasional runway dengan wind coverage 98%. Berdasarkan
forecasting yang dilakukan, pada tahun 2031, diprediksi akan ada 40.220
pergerakan pesawat dengan kapasitas volume pada jam sibuk 41 operasi/jam.
Kapasitas operasional runway akan dapat melayani 35 operasi/jam. Berdasarkan
analisis juga didapatkan, runway eksisting tidak mampu mengakomodir kebutuhan
pergerakan pada jam puncak di tahun rencana 2031, maka diperlukan
pengembangan geometrik runway yang dibutuhkan dengan panjang 3980 m dan
lebar 45 m. ketebalan perkerasan pada runway dengan menggunakan metode grafis
didapatkan 124 cm, sedangkan pada penggunaan metode FAARFIELD didapatkan
kebutuhan tebal perkerasan adalah 95,8 cm. terdapat perbedaan kebutuhan tebal
perkerasan yang diakibatkan oleh perbedaan jenis penggunaan material hingga
beban pesawat.