Show simple item record

dc.contributor.authorRachmansyah Putra, Briyan
dc.date.accessioned2022-03-17T06:22:14Z
dc.date.available2022-03-17T06:22:14Z
dc.date.issued2022-03-16
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/5729
dc.description.abstractBandar Udara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid berlokasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bandar Udara tersebut memiliki satu buah landasan pacu dengan elevasi 97 mdpl. Pada kawasan Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat merupakan wilayah potesial dan menjadi bagian dari salah satu progam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang di rencanakan oleh pemerintah. Berdasarkan hal tersebut, maka diprediksi kebutuhan fasilitas bandara akan meningkat seiring dengan kenaikan jumlah penumpang serta pergerakan pada bandara tersebut. Hal tersebut merupakan dasar dalam memperhatikan fasilitas yang terdapat pada bandara tersebut sehingga mampu menopang kegiatan operasional pada bandara. Pada penelitian ini memiliki fokus pada pengembangan geometrik serta perkerasan runway. Metode penelitian ini didasari oleh peraturan yang telah dikeluarkan oleh ICAO, FAA, serta Dirjen Penerbangan Udara. Penelitian ini berawal pada studi literatur, pengumpulan data hingga melakukan analisis data sehingga dapat ditariknya kesimpulan pada penelitian ini. Data pergerakan pesawat, data angin, data eksisting bandara, jadwal penerbangan sera data CBR merupakan data dasar yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Peninjauan dan analisis dilaksanakan untuk mengevaluasi orientasi runway, forecasting pergerakan pesawat, menghitung kapasitas eksisting pada runway, perencanaan pengembangan geometrik runway, serta menghitung tebal perkerasan runway yang dibutuhkan. Berdasarkan perhitungan dana analisis yang dilakukan, didapatkan bahwa runway eksisting dengan arah orientasi 31-13 masih mampu menopang kebutuhan operasional runway dengan wind coverage 98%. Berdasarkan forecasting yang dilakukan, pada tahun 2031, diprediksi akan ada 40.220 pergerakan pesawat dengan kapasitas volume pada jam sibuk 41 operasi/jam. Kapasitas operasional runway akan dapat melayani 35 operasi/jam. Berdasarkan analisis juga didapatkan, runway eksisting tidak mampu mengakomodir kebutuhan pergerakan pada jam puncak di tahun rencana 2031, maka diperlukan pengembangan geometrik runway yang dibutuhkan dengan panjang 3980 m dan lebar 45 m. ketebalan perkerasan pada runway dengan menggunakan metode grafis didapatkan 124 cm, sedangkan pada penggunaan metode FAARFIELD didapatkan kebutuhan tebal perkerasan adalah 95,8 cm. terdapat perbedaan kebutuhan tebal perkerasan yang diakibatkan oleh perbedaan jenis penggunaan material hingga beban pesawat.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Pertaminaen_US
dc.subjectPeramalan Jam Puncak, Kapasitas runway, Geometrik runway,Tebal Perkerasan runway, Pergerakan Pesawaten_US
dc.titlePerencanaan Tebal Perkerasan dan Geometrik pada Runway di Bandar Udara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Madjid untuk Mendukung Progam Kawasan Ekonomi Khususen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record