dc.description.abstract | Salah satu UMKM Martabak di Makassar masih menggunakan strategi
persediaan reorder point, dimana pemesanan bahan baku akan dilakukan pada saat
stok bahan baku di gudang sudah mencapai jumlah tertentu. Pemilihan strategi
tersebut dilakukan karena seluruh supplier berada di dalam kota yang sama dengan
central kitchen. Namun dalam praktiknya terjadi beberapa kali supplier tidak dapat
memenuhi kebutuhan bahan baku karena stok barang milik supplier tidak
mencukupi. Hal tersebut dapat terjadi karena sistem pemesanan bahan baku oleh
UMKM Martabak tersebut tidak memiliki jadwal dan kuantitas pemesanan yang
pasti di tiap periodenya. Sehingga para supplier tidak dapat mengantisipasi
kebutuhan bahan baku UMKM Martabak tersebut. Oleh karena itu, dilakukan lot
sizing menggunakan metode Wagner-Whitin, Silver Meal, Least Unit Cost, dan Part
Period Balancing. Keempat metode tersebut merupakan metode lot sizing dinamis
yang sesuai dengan pola data permintaan terang bulan. Dari hasil pengolahan data
menggunakan 3 metode tersebut, metode Wagner-Whitin menghasilkan biaya
paling optimal yaitu Rp 5.957.689,59. Apabila batasan jumlah pemesanan dan
penyimpanan diterapkan, maka biaya persediaan menggunakan metode Wagner Whitin menjadi Rp 6.504.679,15. Sedangkan biaya persediaan saat ini diterapkan
oleh UMKM Martabak ini adalah Rp 13.200.000,00. Sehingga strategi persediaan
menggunakan metode Wagner-Whitin dengan batasan jika diterapkan dapat
mengoptimalkan biaya persediaan sebesar 50,72%. Setelah terbukti lebih optimal
jika menggunakan lot sizing, maka dilakukan peramalan untuk merancang strategi
persediaan untuk 12 periode yang akan datang. Sehingga diperoleh saran kebijakan
pemesanan bahan baku yang menghasilkan penghematan biaya persediaan sebesar
50,78% berdasarkan hasil lot sizing Wagner-Whitin hasil peramalan dengan
batasan. | en_US |