| dc.description.abstract | Indonesia Timur memiliki sistem tektonik yang kompleks, akibat dari interaksi lempeng Benua Australia terhadap busur Banda, interaksi lempeng Filipina dengan Pasifik, dan subduksi dari Lempeng Indo-Australia dengan Eurasia. Dari subduksi ini, terbentuk rangkaian gunung api dan busur Sunda-Banda atau yang biasa disebut sebagai zona transisi Sunda- Banda di Indonesia bagian barat. Zona transisi Sunda-Banda menjadikan adanya geologi setting yang cukup kompleks pada daerah ini seperti menyebabkan adanya sesar dan lipatan, adanya pembentukan gunung api, hingga peningkatan aktivitas seismik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana struktur tektonik pada wilayah Timor dengan zona transisi Sunda-Banda seperti partial melting, pola subduksi, dan lain-lain dengan menggunakan pemodelan tomografi, juga menggunakan data arrival time dan data stasiun yang diperoleh dari ISC dengan periode waktu selama 1 Januari 1996 hingga 11 Agustus 2011 dan jumlah data 1758 event. Inversi tomografi dilakukan dengan mengaplikasikan algoritma LOTOS-12 yang diawali dengan pembuatan model kecepatan 1-D, kemudian model kecepatan 3-D, terakhir ialah dengan dilakukannya inversi LSQR secara iteratif dengan meng-input beberapa parameter lainnya. Hasil yang didapatkan menunjukkan adanya anomali yang rendah yang diyakini sebagai partial melting sebagai sumber magma pada busur vulkanik, didapatkan juga adanya cekungan sedimen, slab subduksi, dll. Pada area Flores juga memiliki nilai anomali kecepatan yang rendah yang menandakan adanya zona lemah yaitu sesar Ruteng, Sesar Ulumbu, dan Sesar Pocodedeng, juga Patahan Bajawa. Terlihat adanya slab subduksi yang menunjam hingga kedalaman ~300 km. | en_US |
