Pengaruh Perbedaan Metode Hidrodistilasi Konvensional dan Microwave Hydrodistillation terhadap Isolasi Minyak Atsiri Daun Karanyam dan Uji Aktivitas Antimikroba
Date
2022Metadata
Show full item recordAbstract
Essensial oil atau minyak atsiri merupakan cairan yang diisolasi dari bagian tanaman yang beraroma. Salah satunya dari daun karanyam (Pelargonium graviolens) yang sudah banyak dimanfaatkan diberbagai bidang, diantaranya farmasi, kosmetik, maupun pangan. Perbedaan jenis tanaman, tempat tumbuh, iklim, metode penanaman, serta teknik ekstraksi yang digunakan dapat mempengaruhi komponen senyawa aktif yang dihasilkan dari minyak tersebut. Pada penelitian ini dilakukan isolasi minyak atsiri daun karanyam yang berasal dari Agam, Sumatera Barat. Metode hidrodistilasi konvensional dan Microwave Assisted Hydrodistillation (MAHD) digunakan untuk mengetahui metode mana yang menghasilkan rendemen lebih banyak dan membandingkan perbedaan komponen kimia dari minyak atsiri yang didapatkan. Kedua metode isolasi yang dilakukan menggunakan pelarut yang sama yaitu akuades, namun perbedaannya terletak pada sumber panas yang digunakan. Pada Hidrodistilasi konvensional digunakan sumber panas berupa mantle heat, sedangkan MAHD menggunakan gelombang mikro dengan frekuensi yang sangat tinggi, sehingga proses pemanasan berlangsung lebih cepat. Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa dengan metode microwave hidrodistilasi dihasilkan rendemen yang lebih besar (0,7169%), dibandingkan dengan metode hidrodistilasi konvensional (0,2173%). Hasil karakterisasi minyak atsiri yang diperoleh dari kedua metode menggunakan Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS) menghasilkan jumlah komponen senyawa yang berbeda, yaitu 58 senyawa dari metode hidrodistilasi konvensional dan 55 senyawa dari metode microwave hidrodistilasi, namun kedua metode menghasilkan komponen utama yang sama (isomenton, sitronelol, asam sitronelat, 10-epi-γ-Eudesmol, dan sitronelil sitronelat). Aktivitas antimikroba minyak atsiri hasil isolasi memiliki daya hambat sedang terhadap bakteri Escherichia coli dengan konsentrasi minyak 25%, 50% dan 100%. Daya hambat sedang terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan konsentrasi minyak 25% dan 50%, serta daya hambat kuat untuk konsentrasi 100%. Daya hambat kuat terhadap jamur Candida albicans dengan konsentrasi minyak 25%, 50%, dan 100%.