Analisis Struktur Geologi di Daerah Sumatra dan Analisis Geokimia, Alterasi serta Desain Sumur Lapangan Panas Bumi “L”, Sulawesi Utara
Abstract
Analisis struktur geologi dilakukan di Pulau Sumatra dan penyelidikan geokimia, zona alterasi serta desain sumur dilakukan di Lapangan Panas Bumi “L”, Sulawesi Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik struktur geologi di Pulau Sumatra sebagai langkah awal dalam melakukan eksplorasi panas bumi, selain itu untuk mengetahui suhu reservoir sumur L18, L28, dan L31 serta membuat desain sumur yang baik pada sumur L-Y di Lapangan Panas Bumi “L”. Pada penelitian ini menggunakan data sekunder dari PT Pertamina Geothermal Energy yaitu data DEM SRTM, data geokimia air dan gas pada sumur L18, L28 dan L31, data hasil analisis distribusi mineral sekunder, dan analisis kandungan smectite menggunakan Me-Blue pada sumur L-Y.
Data DEM SRTM dilakukan delineasi kelurusan di WKP Sungai Penuh, WKP Hululais, WKP Lumut Balai, dan WKP Ulubelu, kemudian kelurusan dianalisis terkait kondisi struktur geologi, potensi panas bumi dan kebencanaanya. Hasil analisis kelurusan didapatkan bahwa potensi panas bumi di Pulau Sumatra berhubungan dengan penunjaman antara Lempeng Indo – Australia dan Eurasia serta Sesar Sumatra khusunya pada zona pull apart.
Data geokimia air dan gas pada sumur L18, L28, dan L31 dianalisis untuk mengetahui suhu reservoir di ketiga sumur tersebut. Berdasarkan hasil analisis geokimia, suhu reservoir sumur L18 sekitar 299 – 311°C, pada sumur L28 sekitar 212 – 278°C, dan pada sumur L31 sekitar 215 – 250°C.
Data hasil analisis gabungan distribusi mineral sekunder dan analisis kandungan smectite menggunakan Me-Blue pada sumur L-Y dianalisis untuk menentukan zona alterasi dan desain sumur yang baik di sumur L-Y. Berdasarkan hasil analisis tersebut, zona alterasi pada sumur L-Y dibagi menjadi tiga yaitu zona alterasi argilik, transisi dan propilitik. Casing yang digunakan pada sumur L-Y adalah casing permukaan 30” pada kedalaman 0 – 28 m, casing intermediate 20” pada kedalaman 0 – 400 m, casing 13-3/8” pada kedalaman 0 – 1100 m, liner perforasi 10-3/4” pada kedalaman 1070 – 2100 m, dan liner perforasi 8-5/8” pada kedalaman 2070 – 3000 m.