dc.description.abstract | Penelitian tugas akhir ini tentang pemanfaatan limbah ampas tebu (bagasse) yang digunakan sebagai adsorben yang mengurangi kadar limbah zat warna metilen biru. Ketersediaan bagasse yang dihasilkan dari proses pengolahan tebu sangat melimpah. Secara kimia, bagasse mempunyai kandungan berupa selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Berdasarkan kandungannya, bagasse dapat diaplikasikan sebagai adsorben yang dapat mengurangi kadar limbah air zat warna metilen biru. Adsorben akan dibentuk menjadi dua jenis yakni karbon bagasse dan bagasse kering dengan hasil yang diharapkan berupa waktu kontak optimum terhadap banyaknya zat methylene blue yang teradsorpsi. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah kadar air sebesar 3,27 % untuk sampel bagasse kering (BK) dan 8,2 %, 5,7 %, 2,1 % untuk masing-masing sampel karbon bagasse (KB) dengan variasi furnace 3, 5, dan 7 jam, serta kadar abu sebesar 8,75 %, 8,85 %, dan 10 %. Hasil adsorpsi optimum terjadi pada waktu kontak selama 60 menit dengan rata-rata efisiensi penyerapan sampel karbon bagasse (KB) sebesar 95 %, dan sampel bagasse kering (BK) dengan efisiensi penyerapan 98 % pada waktu 90 menit. Analisis dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer FTIR dan SEM. Analisis FTIR menunjukkan adanya vibrasi ikatan -OH pada bilangan gelombang 3434 cm-1, vibrasi ikatan C-H alifatik pada bilangan gelombang 2923 cm-1, vibrasi ulur C=C pada bilangan gelombang 1630 cm-1, dan vibrasi ikatan C-O pada bilangan gelombang 1037 cm-1. Morfologi permukaan sampel yang dihasilkan dari analisis SEM menunjukkan bahwa pori-pori yang terdapat pada sampel bagasse kering (BK) lebih banyak dibandingkan dengan pori-pori yang terdapat pada sampel karbon bagasse (KB). | en_US |