Analisis Kestabilan Lereng Tubuh Bendungan Sepaku Semoi, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur
Date
2022-08-29Metadata
Show full item recordAbstract
Bendungan Sepaku Semoi merupakan sebuah proyek bendungan tipe timbunan tanah homogen dengan kapasitas mencapai 468000m3 dan dibangun dengan tujuan untuk meminimalisir potensi banjir serta memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat calon ibu kota negara yang baru ini. Proyek bendungan terletak di antara Kecamatan Sepaku dan Semoi, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui jenis, sifat fisik serta nilai kekuatan dari material yang terdapat pada area bendungan dan pengaruhnya terhadap pembangunan bendungan, mengidentifikasi tingkat kestabilan pada lereng tubuh bendungan berdasarkan nilai faktor keamanan nya, serta menentukan upaya mitigasi yang dapat dilakukan jika ada lereng yang kurang stabil. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi literatur, pengambilan data primer di lapangan, serta pengolahan data sekunder menggunakan citra satelit dan perangkat lunak Geostudio untuk analisis kestabilan lereng berdasarkan metode Morgenstern-Price.
Pada lokasi penelitian terdapat 3 satuan batuan yakni satuan batu gamping, perselingan batu lempung batu lanau, perselingan batu pasir halus batu lanau dan juga satu satuan tanah yakni tanah residu. Analisis kestabilan lereng pada tubuh bendungan dilakukan pada 3 kondisi, yakni kondisi tanpa air, muka air normal, dan kondisi surut (surut lambat 5 hari dan surut lambat 6 jam). Semua lereng tubuh bendungan masih memiliki nilai FK di atas batas aman, namun pada kondisi surut cepat, lereng hulu mendapatkan nilai mendekati batas minimum aman, upaya mitigasi dapat dilakukan dengan cara menghindari pengurasan reservoir bendungan secara cepat kecuali dalam keadaan darurat, sebagai alternatif bisa dilakukan pengurasan secara lambat. Selain itu, juga harus dilakukan pemantauan terhadap tekanan air pori, rembesan, potensi uplifting, dan juga penurunan atau settlement untuk meminimalisir potensi keruntuhan pada tubuh bendungan.