PENERAPAN METODE KLASIFIKASI ABC PADA PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL MAINTENANCE, REPAIR AND OPERATION (MRO) DI PETROCHINA INTERNATIONAL JABUNG LTD
Abstract
PetroChina International Jabung Ltd merupakan perusahaan K3S yang mulai
beroperasi di Indonesia sejak tahun 2002. Indonesia merupakan tujuan investasi luar negeri
pertama PetroChina. Selama bertahun-tahun, PetroChina telah berkembang menjadi salah satu
perusahaan hulu minyak dan gas terkemuka di Indonesia. Dalam keberlangsungannya kegiatan
eksplorasi dan pengembangan minyak dan gas pada PetroChina International Jabung Ltd
terdapat kegiatan supply chain management yang merupakan kegiatan untuk merencanakan,
mengendalikan arus aset ataupun produk yang meliputi kegiatan produksi. Material yang
digunakan selama kegiatan produksi oil and gas disebut material Maintenance, Repair And
Operation (MRO). Sehingga selama adanya proses perencanaan material tersebut PetroChina
perlu melakukan pengendalian persediaan material yang sesuai. Tujuan dari penelitia kali ini
adalah untuk menganalisis pengendalian material Maintenance, Repair And Operation (MRO)
pada perusahaan PetroChina. Pada penelitian kali ini terdapat 35 sampel part number material
dengan masing-masing dari part number bisa terdiri dari puluhan sampai ratusan material.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil studi literatur pada proses persediaan PetroChina
selama 1 tahun dengan mengelola data MRO kedalam klasifikasi metode ABC dan dianalisis
menggunakan dasar diagram pareto 80-20 Berdasarkan perhitungan pengembangan analisis
ABC di perusahaan PetroChina International Ltd. Kelompok A memiliki jumlah nilai
penjualanan atau pemakaian yang lebih besar dalam penyerapan modal dibandingkan dengan
material jenis B dan C. Maka didapat hasil kebijakan optimal pada material kelompok A
dengan kategori material tinggi pemakaiannya dengan persentase akumulasinya sebesar
77,78% atau sejumlah Rp. 192.966.315 dari jumlah total biaya keseluruhan sebesar Rp.
248.072.844. Sedangkan kelompok B dengan kategori yang sedang dalam pemakaiannya
memiliki persentase akumulasinya sebesar 17,21% atau sejumlah Rp. 42.485.956,50 dari
jumlah total biaya keseluruhan sebesar Rp. 248.072.844. Kemudian kelompok C dengan
kategori yang rendah dalam pemakaiannya memiliki persentase akumulasinya sebesar 5,08%
dalam setahun atau sejumlah Rp. 12.620.572,50 dari jumlah total biaya keseluruhan sebesar
Rp. 248.072.844. dari hasil ketiga kategori tersebut dapat melakukan analisis pemesanan
dengan mempertimbangkan perhitungan dengan menggunakan safety stock, reorder point dan
perhitungan inventory turnover untuk pemesanan material selanjutnya agar efektif dan efisie