dc.description | Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi utama dalam kegiatan industri, transportasi, maupun rumah tangga. Dengan bertambahnya jumlah penduduk mengakibatkan kebutuhan terhadap bahan bakar semakin naik setiap tahunnya dan cadangan minyak Indonesia mengalami penurunan. Produksi minyak yang terus menurun ini dan dengan dorongan kebutuhan Indonesia terhadap konsumsi minyak bumi yang masih tinggi, maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus melakukan impor crude oil. Dalam menghadapi masalah tersebut, Indonesia melalui SKK Migas mencanangkan peningkatan produksi minyak dengan target sebesar 1 juta barel minyak per hari pada tahun 2030 mendatang. Untuk mencapai target tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan metode perforasi sumur produksi di lapisan yang berbeda untuk memaksimalkan jumlah produksi minyak bumi. Oleh karena itu pada penelitian ini membahas tentang analisis potensi kerja ulang pindah formasi pada sumur “X-6” dengan tujuan apakah perlu dilakukan pindah formasi atau tidak. Penentuan tersebut dapat dilakukan dengan menentukan kandidat perforasi yang memiliki produksi optimum serta dapat menentukan nilai recovery factor dan Original Oil In Place (OOIP). Penentuan kandidat perforasi dilakukan dengan meng-cutoff data yang dimiliki dengan 3 (tiga) kriteria utama yaitu volume shale < 70%, saturation water < 80%, dan porositas > 5%. Setelah itu dilakukan perhitungan kumulatif produksi. Dari hasil studi yang telah dilakukan, untuk meningkatkan laju produksi pada Sumur “X-6 “dapat disimpulkan bahwa pada sumur “X – 6” layak dilakukan kerja ulang pindah formasi dengan melakukan perforasi pada kedalaman 583.625 – 585.25 m. Hal ini dikarenakan nilai remaining reserves untuk formasi yang baru sebesar 3,034.68 Barrel Oil. | en_US |