KARAKTERISASI SEMBURAN LUMPUR CIPANAS, GUNUNG KROMONG, CIREBON DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN SEKITAR
Abstract
Mud Volcanoes (MV) atau semburan lumpur adalah sebuah fenomena berupa keluarnya material lumpur yang meliputi sedimen halus, air, dan gas akibat tekanan berlebih ke permukaan bumi. Semburan lumpur dicirikan dengan kehadiran beberapa material yang keluar berupa batuan, cairan (lumpur), dan gas yang berasal dari suatu formasi batuan di bawah permukaan dengan kondisi overpressure dan membentuk morfologi gunung lumpur yang khas (Burhannudinnur, 2013 dalam Burhannudinnur dan Koesmawardani, 2021). Fenomena semburan lumpur berimplikasi pada bidang eksplorasi energi dan geo-hazard (Mazzini dan Etiope, 2017). Salah satu fenomena semburan lumpur yang ada di Indonesia berada di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Semburan Lumpur Cipanas berasosiasi dengan sistem gunung api karena lokasinya berada di dalam Kompleks Gunung Kromong yang memiliki korelasi dengan sistem panas bumi Gunung Ciremai (Herdianita dkk., 2010). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan kemunculan Semburan Lumpur Cipanas dan faktor pengontrolnya dengan melihat mekanisme pembentukan dan karakteristik semburan beserta kandungannya. Hasil penelitian menunjukkan Semburan Lumpur Cipanas memiliki morfologi swamp-like dicirikan oleh adanya letusan lumpur kaya akan air dengan elevasi yang sangat rendah. Kedalaman kolam lumpur mencapai sekitar 3 meter berdimensi 9 x 6 m memanjang ke arah timur laut-barat daya. Pusat kawah menyemburkan lumpur cair dan gas belerang secara bersamaan. Suhu lumpur 30-31oC dengan pH 2,1 (sangat asam). Pada musim kemarau, kawah semburan lumpur hanya mengeluarkan gas dengan bau yang menyengat dan cukup panas. Lumpurnya mengandung sedimen berukuran silt sebanyak 49,85% dan clay 50,15%. Komposisi geokimia gas pada jarak 1 meter dihadiri gas karbon dioksida (CO2) sebanyak 1,4 vol %, hidrogen sulfida (H2S) 17,2 ppm, dan sulfur dioksida (SO2) >20 ppm. Tidak teridentifikasi gas metana (CH4) dan gas karbon monoksida (CO). Kandungan mineral dari material lumpur yaitu kuarsa, aragonit, kalsit, dan illite. Endapan disekitar semburan lumpur mengandung fragmen andesit didominasi mineral intermediat piroksen dan plagioklas. Lumpur tidak mengandung mikrofosil melainkan hanya material organik yang berasal dari tanah permukaan. Semburan lumpur ini tidak termasuk MV konvensional melainkan berasosiasi dengan sistem geotermal (kaipohan) dan material lumpur berasal endapan tanah resen vulkanik. Semburan Lumpur Cipanas berasal dari gas panas bumi yang bercampur dengan air permukaan baik air meteorik maupun air tanah dangkal. Gas menyembur dari lapisan yang mengalami evaporasi akibat kontak dengan sumber panas yang kemudian menembus permukaan melalui zona permeabel seperti rekahan akibat kelurusan. Potensi bahaya di area semburan lumpur Cipanas meliputi bahaya gas H2S, CO2, dan SO2 dan kandungan air lumpur yang telah melewati baku mutu yang dipersayaratkan untuk air bersih atau konsumsi menyebabkan kerusakan lingkungan seperti area tanpa vegetasi dan kematian hewan. Selain itu terdapat potensi gerakan tanah seperti amblesan di sekitar kawah semburan lumpur dan tanah labil di jalan beraspal. Langkah mitigasi yang disarankan adalah memberi pembatas dan larangan melakukan kegiatan tanpa izin di area semburan dan memberi edukasi kepada masyarakat sekitar mengenai bahaya semburan lumpur (gas) dan langkah mitigasinya.