dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan menganalisis nilai Total Dissolved Solids (TDS) dan Electric Conductivity (EC) terhadap sebaran salinitas air tanah di Kecamatan Pangandaran dan menganalisis hubungan kondisi litologi bawah permukaan pada akuifer air tanah terhadap peristiwa intrusi air laut di Kecamatan Pangandaran. Data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari pengambilan dan pengukuran 41 sampel air tanah pada sumur gali daerah penelitian dan data geolistrik 1D konfigurasi Schlumberger yang kemudian diolah dengan software Surfer dan IP2WIN sehingga menghasilkan peta sebaran pH, TDS, EC, suhu, dan ketinggian muka air tanah, serta penampang geolistrik 1D. Hasil yang diperoleh adalah pH pada daerah penelitian memiliki rentang 6,2 – 8 dan terdapat 4 dari 41 sampel bersifat agak asam, TDS dengan rentang 83-933 ppm dan 1 diantaranya memiliki TDS sebesar 933 ppm yaitu pada sumur 19, EC dengan rentang 201-1866 µS/cm dan 4 diantaranya memiliki nilai yang menandakan air agak payau yaitu pada sumur 12, 14, 19, dan 38 suhu dengan rentang 22,5 – 31,5 °C yang
bersifat hipotermal, dan ketinggian MAT dengan rentang -2,49 – 7,44 mdpl. Untuk kedalaman lapisan yang ter intrusi, titik geolistrik 1 / GL1 di kedalaman 52,16 – 98,26 m, GL2 di kedalaman 26,41 – 77,23 m, GL3 di kedalaman 41,36 – 102,14 m, GL4 di kedalaman 40,22 – 105,37 m, dan GL5 di kedalaman 43,11 – 86,38 m. Intrusi dangkal berasal dari sungai, namun terdapat juga intrusi di bawah permukaan yang cukup dalam. Terdapat beberapa cara pencegahan terjadinya intrusi air laut yang lebih besar, yaitu dengan membatasi pengambilan air tanah di daerah pantai, mempertimbangan kondisi bawah permukaan jika ingin melakukan pembangunan yang sekiranya akan mengambil banyak air tanah, dan menanam hutan mangrove. | en_US |