Show simple item record

dc.contributor.authorRamadhani, Annida Sakinah
dc.date.accessioned2023-03-24T01:47:11Z
dc.date.available2023-03-24T01:47:11Z
dc.date.issued2021-09-06
dc.identifier.citationIEEEen_US
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/8584
dc.description.abstractBerdasarkan data yang dibuat oleh World Health Organization (WHO) tercatat 60% bayi cukup bulan harus kembali dirawat dikarenakan mengalami kondisi hiperbilirubinemia. Untuk mengatasi kondisi hiperbilirubinemia salah satu cara yang dapat dilakukan adalah pengobatan fototerapi. Alat fototerapi berbasis IoT memiliki iradiasi pada jarak 50 cm berada diantara 586 - 844µW/cm2. Alat fototerapi berbasis Internet of Things (IoT) dapat menurunkan kadar bilirubin pada neonatal jaundice atau bayi yang mengalami hiperbilirubinemia. Alat fototerapi dapat dioperasikan menggunakan aplikasi Blynk dengan menggunakan pada jaringan 2G, 3G, dan 4G. Pada alat fototerapi terdapat perbedaan waktu antara pengoperasian pada alat fototerapi dengan stopwatch dengan eror yang dihasilkan di bawah 1%. Alat fototerapi juga dapat memberikan notifikasi ketika ada lampu yang mengalami kerusakan serta notifikasi ketika penggunaan lampu di atas 1500 jam. Alat fototerapi berbasis IoT juga dilengkapi dengan Wi-Fi ID dan password yang dapat diubah dengan menggunakan LCD Nextion yang terpasang pada alat.en_US
dc.subjectHiperbilirubinemia, Alat Fototerapi, Internet of Things (IoT), Blynk, dan LCD Nextionen_US
dc.titleRancang Bangun Sistem Alat Fototerapi Untuk Bayi Hiperbilirubinemia Berbasis Internet of Things (IoT)en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record