dc.contributor.author | Maulidina, Putri Dewi Cesilia | |
dc.date.accessioned | 2023-08-07T04:51:06Z | |
dc.date.available | 2023-08-07T04:51:06Z | |
dc.date.issued | 2023-08-05 | |
dc.identifier.uri | https://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/9185 | |
dc.description.abstract | Papua Nugini (PNG) menjadi salah satu target advokasi kebijakan dekriminalisasi
prostitusi oleh Amnesti Internasional (AI). Masifnya kasus pelanggaran hak
terhadap pekerja seksual komersial (PSK) akibat kriminalisasi membuat
International Council Meeting (ICM) memandatkan AI untuk memulai advokasi
global pada 2016. Kebijakan ini mengarah kepada penghapusan regulasi nasional
yang melarang praktik prostitusi. Salah satunya tertera dalam Summary Offences
Act 1977 dan Criminal Code Act 1974 PNG. Namun advokasi yang dilakukan AI
sebagai salah satu Masyarakat Sipil Global (MSG) mengalami keterbatasan di PNG
sejak 2016 hingga 2020. Oleh karenanya penulisan ini menggunakan konsep MSG
dan Keterbatasan MSG guna mengidentifikasi keterbatasan yang dihadapi AI dalam
upaya dekriminalisasi prostitusi di negara PNG. Serta menggunakan metode
kualitatif yang memanfaatkan data sekunder dari berbagai studi literatur untuk
mendapatkan penjelasan mendalam. Berdasarkan hasil penulisan, ditemukan
setidaknya 3 situasi yang membatasi AI dalam menangani kasus ini yakni
kecenderungan agenda, rendahnya keterwakilan isu dekriminalisasi prostitusi
dalam pemerintah dan masyarakat PNG, serta defisit demokrasi di PNG. Ketiganya
membahayakan keamanan jaringan advokasi serta mengurangi keterwakilan
masyarakat pada isu yang dibicarakan AI. | en_US |
dc.subject | Batasan MSG; Amnesti Internasional; Papua Nugini; Dekriminalisasi Prostitusi; PSK | en_US |
dc.title | Keterbatasan Amnesti Internasional Sebagai Gerakan Masyarakat Sipil Global dalam Upaya Advokasi Kebijakan Dekriminalisasi Prostitutsi di Papua Nugini Tahun 2016-2020 | en_US |