dc.contributor.author | Awanis, Anggita | |
dc.date.accessioned | 2023-08-09T05:58:04Z | |
dc.date.available | 2023-08-09T05:58:04Z | |
dc.date.issued | 2022 | |
dc.identifier.uri | https://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/9338 | |
dc.description | PT XYZ merupakan perusahaan manufaktur alat angkutan yang harus sealalu
menjaga agar produk yang di produksinya dapat mencapai target penjualan. Namun
dalam melakukan proses produksinya, PT XYZ sering mengalami shortage pada proses
produksi yaitu salah satunya dikarenakan terdapat masalah pada departemen welding
frame body. Waktu produksi terus berjalan dan work station perakitan harus selalu
mendapat supply dari departemen welding frame body. Hal ini merupakan waste yang
jika dibiarkan akan berakibat produk mengalami shortage. Kualitas yang baik sangat
penting sehingga dibutuhkannya suatu metode yang dapat mengendalikan permasalahan
dan meningkatkan kualitas produk yang efektif dan efisien | en_US |
dc.description.abstract | PT XYZ merupakan perusahaan manufaktur alat angkutan yang harus sealalu menjaga agar
produk yang di produksinya dapat mencapai target penjualan. Namun dalam melakukan
proses produksinya, PT XYZ sering mengalami shortage pada proses produksi yaitu salah
satunya dikarenakan terdapat masalah pada departemen welding frame body. Departemen
welding frame body ini memiliki aliran proses produksi dimulai dari St. Rear Frame 1 hingga
St. Rear Frame 4, kemudian St. Front Frame 1 hingga St. Front Frame 3, setelah itu St.
General Assy, Permanent Robot/Robot Handling, Fine Boring, Manual 1 dan Manual 2, dan
berakhir di Tapping dan Numbering. Berdasarkan aliran proses produksi tersebut ditemukan
bahwa St. Rear Frame 3 merupakan yang paling banyak terjadi masalah dengan persentase
sebesar 21%. Dengan menggunakan metode DMAIC maka pada tahap Define ditemukan
bahwa masalah yang paling banyak terjadi pada St. Rear Frame 3 yaitu adalah pengelasan
pada pipe lower jig B sobek dengan persentasi sebesar 6%. Pada tahap Define ini juga
diketahui bahwa akar penyebab permasalahan yaitu kurangnya ketelitian dari operator yang
mungkin mengantuk saat kerja karena kurang istirahat, atau bahkan mengobrol yang
mengakibatkan saat melakukan pengaturan teaching terlalu jauh karena lebih dominan ke
lower bukan ke sambungan besi antara lower dan sub frame. Kemudian pada tahap Measure
menargetkan untuk menurunkan 6% permasalahan menjadi 4%. Selanjutnya pada tahap
Analyze dilakukannya analisis jika potensi masalah tersebut terjadi maka langkah apa yang
selanjutnya akan di laksanakan yang berguna untuk meminimasi waste. Pada tahap Improve
dan Control yaitu langkah yang dilakukan untuk meminimasi masalah atau waste tersebut
(preventive actions) dan langkah atau cara apa yang dilakukan jika masalah atau waste
tersebut terjadi lagi (contingent actions). | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.subject | DMAIC, St. Rear Frame 3, waste | en_US |
dc.title | PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE PADA DEPARTEMEN WELDING FRAME BODY PT XYZ | en_US |
dc.title.alternative | IMPLEMENTATION OF LEAN MANUFACTURING TO IDENTIFY AND MINIMIZE WASTE IN THE WELDING FRAMEBODY DEPARTMENT OF PT XYZ | en_US |