Show simple item record

dc.date.accessioned2023-08-13T07:34:16Z
dc.date.available2023-08-13T07:34:16Z
dc.date.issued2023-08-11
dc.identifier.citationAPAen_US
dc.identifier.urihttps://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/9514
dc.description.abstractGaris pantai adalah garis yang merupakan batas antara darat dan laut, diukur pada saat pasang tertinggi dan surut terendah, dipengaruhi oleh fisik laut dan sosial ekonomi bahari. pantai juga merupakan daerah atau tempat di mana gaya-gaya yang berasal dari laut bereaksi ke daratan. Gaya-gaya yang dihasilkan tersebut terdapat pola hidrodinamika. Hidrodinamika adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari gerak fluida dan gaya yang bekerja dalam fluida dan bergerak relatif terhadapnya. Hidrodinamika sangat berpengaruh terhadap kondisi pantai, dikarenakan terdapat paremeter berupa kecepatan arus, sirkulasi arus dan juga gelombang laut. Kondisi sebuah pantai akan mengalami perubahan secara alami dikarenakan gaya-gaya yang terdapat dalam hidrodinamika tersebut Penelitian ini mengambil lokasi pada Pantai Cipatujah, dimana pantai tersebut berada di selatan jawa dan berhadapan langsung dengan Samudra hindia. Berdasarkan kesaksian masyarakat sekitar sejak 2019 hingga 2022 sudah terjadi abrasi yang signifikan pada pantai tersebut. Oleh karena itu pada penelitian kali ini akan melihat hidrodinamika dari laut dan sungai Cipatujah menggunakan perangkat lunak Delft3D, serta melihat apakah membangun konstruksi jetty adalah langkah yang tepat atau tidak. Setelah dilakukan pengolahan data, didapatkan hasil dimana panjang jetty adalah 172 m untuk jetty kiri dan 164 untuk jetty kanan. Untuk lebar dari jetty adalah 30 m untuk kedua sisi jetty, sedangkan tinggi dari jetty adalah 4,7 m untuk kedua sisi jetty. Setelah melakukan pemodelan dengan Delft3D, didapatkan hasil bahwa 2. Pada pasang tertinggi skenario 1 (tanpa jetty) dapat dilihat bahwa pada laut lepas aliran bergerak dari arah timur menuju kearah barat, namun saat mendekati pesisir pantai aliran bergerak tegak lurus terhadap garis pantai dan masuk kedalam muara sungai. Kecepatan maksimum yang terjadi sebesar 0,7 m/s dan kecepatan minimum yang terjadi sebesar 0,1 m/s. Sedangkan saat surut terendah pada skenario 1 dapat dilihat bahwa aliran menjauhi pesisir dan mengarah ke barat serta timur. Kecepatan maksimum yang terjadi sebesar 0,9 m/s dan kecepatan minimum yang terjadi sebesar 0,1 m/s. Sedangkan, pada pasang tertinggi skenario 2 (dengan jetty) dapat dilihat bahwa aliran pada laut lepas mengarah dari timur ke barat. Saat mendekati pesisir aliran bergerak tegak lurus terhadap garis pantai. Namun setelah adanya bangunan jetty, pada bibir muara aliran menuju kedua arah yaitu timur dan barat, hal tersebut dikarenakan aliran dari sungai yang mendorong air laut keluar. Kecepatan maksimum yang terjadi saat pasang tertinggi pada skenario 2 sebesar 0,6 m/s dan kecepatan minimum yang terjadi sebesar 0,1 m/s. Sedangkan, kecepatan maksimum yang terjadi saat surut terendah sebesar 1 m/s dan kecepatan minimum yang terjadi sebesar 0,1 m/s.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Pertaminaen_US
dc.subjectDelft3D, Hidrodinamika, Jetty, Kecepatan, Pantai.en_US
dc.titlePEMODELAN HIDRODINAMIKA PANTAI CIPATUJAH, KABUPATEN TASIKMALAYA, JAWA BARAT MENGGUNAKAN DELFT3Den_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record