Analisis Potensi Kelayakan Pengembangan Geowisata serta Perubahan Garis Pantai dengan Interpretasi Citra Satelit dan Digital Shoreline Analysis System (DSAS): Studi Kasus Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, DKI Jakarta.
Abstract
Penelitian ini membahas tentang "Analisis Potensi Kelayakan Pengembangan Geowisata serta Perubahan Garis Pantai dengan Interpretasi Citra Satelit dan Digital Shoreline Analysis System (DSAS) : Studi Kasus Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, DKI Jakarta". Pulau Pari merupakan salah satu pulau yang terdapat di dalam Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan dan berada pada koordinat 5°50’20” - 5°50’25” LS dan 106°34’30” - 106°38’20” BT dengan luas total sekitar 41,32 hektar (Perda Provinsi Jakarta N0. 6 Tahun 1999). Pada area penelitian, terdapat 6 objek yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata berbasis geologi, diantaranya yaitu Paparan Terumbu Karang, Pantai Pasir Perawan, Pantai Bintang, Pantai Tanjung Rengge, Pantai Pasir Kresek, serta Pantai LIPI/BRIN.
Penelitian garis pantai dilakukan untuk menentukan proses majunya garis pantai dari posisi asalnya (akresi) proses mundurnya garis pantai dari posisi asalnya (abrasi) dari tahun 2013, 2017 dan 2022 dengan Digital Shoreline Analysis System (DSAS) menggunakan metode Shoreline Change Envelope (SCE), Net Shoreline Movement (NSM), dan End Point Rate (EPR). Hasilnya, pada bagian Utara Pulau Pari mengalami abrasi sebesar 0,19 hektar dan akresi sebesar 0,54 hektar. Sedangkan bagian Selatan Pulau Pari mengalami abrasi sebesar 0,25 hektar dan akresi sebesar 0,50 hektar. Tahapan terakhir pada penelitian ini merupakan penilaian potensi kelayakan dengan menggunakan parameter Kubalikova (2013). Total nilai kelayakan yang diperoleh sebesar 71,61%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pulau Pari memenuhi kriteria “layak dikembangkan” untuk menjadi kawasan wisata berbasis geologi.