STUDI RESISTIVITAS DALAM IDENTIFIKASI PERSEBARAN BATUBARA MENGGUNAKAN PEMODELAN 2D PADA LAPANGAN A DAERAH KALIMANTAN TIMUR
Abstract
Potensi batubara di Indonesia yang cukup melimpah membuat Indonesia sebagai
produsen batubara terbesar ke-2 di dunia. Sehingga kegiatan penambangan batubara akan
terus dilakukan salah satunya adalah tahapan eksplorasi dan penelitian dalam mencari
lokasi dan cadangan batubara ataupun penerapan teknologi terbaru. Metode Resistivitas
adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui penyebaran lapisan
batubara di bawah permukaan. Pada penelitian ini aplikasi metode resistivitas dilakukan
bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas dan respon resistivitas pada lapisan tipis
batubara berdasarkan pemodelan 2D. Pemodelan kedepan dilakukan terhadap tiga model
sintetik yang diperoleh dari hasil korelasi data bor menggunakan geometri ketebalan yang
berbeda-beda dengan menggunakan parameter akuisisi data lapangan yang ada.
Pemodelan kedepan dilakukan untuk memperoleh data observasi yang terbaik sehingga
pada tahapan pemodelan inversi, data observasi dapat menghasilkan model resistivitas
yang dapat merepresentasikan kondisi bawah permukaan. Hasil pemodelan resistivitas
menunjukkan bahwa dalam daerah penelitian memiliki rentang nilai resistivitas antara 20
hingga 110 ohm.m dengan panjang lintasan sekitar 140 meter. Pemodelan DH 66-71
menunjukkan bahwa lapisan batubara dengan ketebalan 5 meter tersebar dengan nilai
resistivitas di bawah 95 ohm.m pada kedalaman 38 meter dan 32 meter di arah barat laut-tenggara. Pemodelan DH 67-72 menunjukkan bahwa lapisan batubara dengan ketebalan 5
meter dan 10 meter tersebar dengan nilai resistivitas 110 ohm.m pada kedalaman 16
meter dan 24 meter, serta nilai di bawah 35 ohm.m pada kedalaman 36 meter dan 4 meter
di arah utara-selatan. Pemodelan DH 68-73 menunujkkan bahwa lapisan batubara dengan
ketebalan 5 meter tersebar dalam rentang nilai resistivitas di bawah 35 ohm.m dan 110
ohm.m pada kedalaman 18 meter dan 26 meter di arah timur laut-barat daya. Pada
pemodelan juga terjadi kendala dalam memisahkan antara lapisan lempung dan batubara
karena efek penekanan dalam metode geolistrik yang disebabkan oleh perbedaan nilai
resistivitas pada lapisan batuan. Serta dalam hasil analisis data kualitas batubara,
menunjukkan bahwa batubara di daerah penelitian memiliki kualitas yang termasuk
dalam kelas subbituminous C