dc.contributor.author | Irawan, Valentino Rival | |
dc.date.accessioned | 2024-08-15T06:40:18Z | |
dc.date.available | 2024-08-15T06:40:18Z | |
dc.date.issued | 2024 | |
dc.identifier.uri | https://library.universitaspertamina.ac.id//xmlui/handle/123456789/12697 | |
dc.description | Perforasi adalah proses melubangi lapisan semen (selubung) pada sumur untuk membuka jalur minyak bumi dari reservoir menuju jalur produksi, sehingga fluida formasi dapat mengalir kedalam sumur (King, 1996). Pada umumnya proses pelubangan pada proses perforasi ini menggunakan ledakan bertekanan tinggi untuk menembus lapisan tanah (Apolianto & Mucharam, 2012). Dalam melakukan perforasi akan ada kerusakan formasi (formation damage) yang dapat diminimalkan ketika teknologi yang digunakan serta desain perforasi yang diterapkan tepat saat dilakukannya perforasi. Setelah dilakukan perforasi akan dilakukan evaluasi untuk menentukan hasil dari produktivitas sumur tersebut (Rodríguez et al., 2006). Ada berbagai metode perforasi yang ada yaitu, bullet gun perforating, shape charge perforator, abrasive perforating, dan laser perforating. Metode yang akan digunakan pada sumur V ini adalah shaped charge perforator karena dapat memberikan efek pressure punch yang menciptakan efektifitas yang tinggi terhadap piercing. Selain metode perforasi yang digunakan efektivitas perforasi juga dipengaruhi oleh perforation density dan phase angle (Alshmlh, 2020). Proses perforasi yang akan dilakukan pada sumur V Lapangan RI bertujuan untuk meningkatkan produksi sumur yang sebelumnya gagal terproduksi dengan memilih interval zona perforasinya dan jenis perforating gun. Dalam memilih perforating gun faktor perforation density dan phase angle sangat dibutuhkan sebagai pembanding antar perforating gun satu dan lainnya. Pemilihan tersebut bertujuan untuk mencari nilai skin terendah dari berbagai jenis perforating gun yang tersedia. | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian tugas akhir ini bertujuan untuk menentukan skin terendah dan laju alir paling
baik dari berbagai perforating gun berdasarkan sensitivitas perforation density & phase
angle. Perhitungan skin perlu dilakukan untuk mengetahui kerusakan akibat kegiatan
perforasi. Metode yang digunakan untuk menentukan skin adalah metode Karakas dan
Tariq dengan bantuan software PIPESIM. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu
penggunaan dari berbagai macam perforating gun akan menghasilkan nilai panjang dan
diameter penetrasi yang berbeda, lalu semakin banyak perforation density yang digunakan
maka akan semakin kecil nilai skin yang diperoleh dan untuk sensitivitas phase angle
didapatkan hasil bahwa phase angle sangat berpengaruh pada nilai skin sesuai dengan
perforating gun yang digunakan. Dari nilai skin akan dihitung laju alir yang didapat untuk
masing masing perforating gun. Dari hasil pada penelitian tugas akhir ini dapat
disimpulkan bahwa perforating gun dengan tipe 4 ½ HSD 51B Hyperjet RDX merupakan
pilihan yang paling efektif untuk digunakan dengan nilai skin (-) 0,735 pada perforating
density 5 spf dan phase angle 60° menghasilkan laju alir sebesar 644,0828 STB/d. | en_US |
dc.publisher | Universitas Pertamina | en_US |
dc.subject | Perforasi | en_US |
dc.subject | Perforating Gun | en_US |
dc.subject | Skin | en_US |
dc.subject | Laju Alir | en_US |
dc.subject | Perforation Density | en_US |
dc.subject | Phase Angle | en_US |
dc.title | Analisis Pengaruh Penggunaan Perforating Gun Untuk Desain Perforasi Pada Sumur V Lapangan RI | en_US |
dc.title.alternative | Analysis of the Effect of Using a Perforating Gun for Perforation Design in Well V of the RI Field | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |