ANALISIS KESTABILAN LERENG PADA BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY) BENDUNGAN BAGONG, KABUPATEN TRENGGALEK, JAWA TIMUR, BERDASARKAN PARAMETER GEOLOGI TEKNIK.
Abstract
Bendungan merupakan bangunan yang berkaitan dengan pengairan dan memiliki
tujuan untuk mengatur air yang berasal dari suatu sungai atau danau untuk keperluan
irigasi, pembangkit listrik, mencegah terjadinya banjir, dan sebagai tempat cadangan
sumber air. Penelitian ini berada pada salah satu bendungan Bernama Bendungan Bagong
yang terletak diantara Desa Sumurup dan Desa Sengon, Kecamatan
Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur. Bangunan pelimpah atau
spillway berfungsi sebagai pengendali air yang akan mengalirkan air dari bendungan
menuju daerah hilir. Berdasarkan aspek morfologi Bendungan Bangong berada pada
satuan perbukitan dengan elevasi ketinggian yang curam. Sehingga permukaan tanah
pada daerah tersebut mempunyai perbedaan elevasi yang akan membuat terbentuknya
sebuah lereng pada daerah tersebut.
Lereng atau slope memerlukan perhitungan Faktor Kemanan agar mengetahui
bahwa lereng tersebut tidak dalam kondisi yang membahayakan. Metode Morgenstren Price menjadi salah satu metode yang digunakan untuk perhitungan Faktor Keamanan
pada lereng Bangunan pelimpah Bendungan Bagong. Kestabilan lereng sangat berkaitan
dengan terjadinya perstiwa pergerakkan tanah atau longsor yang diakibatkan karena
adanya penambahan beban dan berkurangnya daya ikat antara butiran tanah. Longsor
dapat disebabkan oleh adanya peristiwa kegempaan oleh karena itu diperlukan upaya
mitigasi untuk mecegah terjadinya longsor. Nilai FK didapatkan dari lereng tanpa adanya
air tanah adalah 2,50 dan kondisi adanya air tanah adalah 1,82. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa FK>1,5 dan lereng pada Bangunan Pelimpah termasuk dalam kondisi yang aman
dan tidak memerlukan penangan lebih lanjut yang cukup besar. Namun, daerah penelitian
termasuk kedalam kelas lereng curam dan berada di zona kegempaan tinggi. hal tersebut
dapat menyebabkan terjadinya longsoran dan harus emlakukan upaya mitigasi. Upaya
mitigasi yang dapat dilakukan adalah dengan melapisi lereng dengan beton atau shotcrete
dan menggunakan geosintetik vegetasi.