Rekonstruksi Struktur Daerah Gunung Api Purba Gajah Mungkur, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah
Abstract
Penelitian berada di Daerah Gunung Api Purba Gajah Mungkur, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa
Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi struktur dan dampak berupa fitur geologi yang
terbentuk dan terdeformasi dari struktur yang berkembang pada daerah penelitian. Penelitian
dilakukan berdasarkan anomali berupa sebagian sisi kaldera gunung api purba yang diidentifikasi
terbentuk karena adanya pengaruh struktur sesar. Data yang digunakan pada penelitian ini berupa
data DEM (Digital Elevation Model), data struktur yang diambil menggunakan metode linear
scanline dan rectangular scanline, data petrografi berupa sampel batuan, dan data geomorfologi
berupa pengamatan area penelitian. Analisis yang dilakukan berupa analisis geomorfologi dengan
analisis QGIS (Quantum Geographic Information System) dan pengamatan lapangan yang
menghasilkan satuan bentuk lahan asal sisa gunung berapi, struktural, asal denudasional dan bentuk
asal aluvial. Kemudian analisis petrografi dilakukan secara makroskopis dan mikroskopik dilakukan
untuk mengkonfirmasi litologi yang terdampak oleh struktur. Dalam penentuan litologi digunakan
data sekunder yang berasal dari peta Geologi Regional Lembar Surakarta- Giritontro dan
penambahan litologi pada batuan andesit pada fitur geologi kekar kolom, sehingga diketahui formasi
yang ada pada area penelitian adalah Formasi Mandalika, Formasi Semilir, Formasi Wonosari-
Punung, Intrusi Diorit, Andesit pada fitur geologi kekar kolom, Aluvium Tua, Material Gunung Api
Lawu, dan Aluvium. Analisis struktur dilakukan dengan analisis stereonet yang menghasilkan dua
periode sesar yang terbentuk pada area penelitian yaitu periode pertama sesar synthetic menganan
naik dengan orientasi NW-SE dan sesar antithetic mengiri naik dengan orientasi SW-NE, kemudian
sesar periode kedua sesar synthetic menganan naik dengan orientasi NE-SW dan sesar antithetic
mengiri naik dengan orientasi NW-SE. Periode sesar pertama mengakibatkan terbaginya kaldera
menjadi dua dengan sisi selatan terangkat naik, perlipatan pada batuan Batu Sedimen Sedimen
Lempung yang ditandai adanya perupahan dip dari 40º menjadi 80º, deformasi kekar kolom, intrusi
diorit yang berperan sebagai sumber pada pada proses altrasi sehingga terbentuk emas pada
Kecamatan Selogiri. Periode sesar kedua mengakibatkan deformasi berupa pergeseran ke kanan
kaldera gunung api Gajah Mungkur bagian tengah hingga timur.